Perang Pasifik – Perang Eropa ternyata kemudian berubah menjadi Perang Dunia II, setelah Jepang membombardir Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour memudahkan Jepang untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu membentuk Persemakmuran Asia timur Raya.
Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia berhasil diduduki Jepang. Jepang dengan mudah menguasai daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Seolah-olah Jepang tidak mendapat perlawanan yang berarti dari negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, Belanda dan Amerika Serikat untuk menguasai Asia Tenggara.
Jepang mulai mengalami kesulitan setelah Amerika Serikat menarik mundur pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran laut Koral (Karang).
Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika mendarat di Guadalkanal (kepulauan Solomon), dan pada bulan Pebruari 1943 tentara Jepang telah dipukul mundur dari sana dengan menderita kerugian yang sangat besar.
Sejak tahun 1943, Jepang harus merubah strategi perangnya dari ofensif (menyerang) menjadi defensif (bertahan). Pendek kata, kendali Perang Pasifik mulai dipegang Amerika Serikat.
Artinya, Amerika Serikatlah yang menentukan waktu serangan akan dilakukan. Sedangkan Jepang sebagai pihak yang mulai terdesak hanya bisa menunggu dan berusaha untuk mempertahankan wilayah yang telah didudukinya.
Baca juga: Menjelang berakhirnya Perang Pasifik