Sepanjang sejarahnya, Bahrain telah menjadi salah satu daerah yang lebih makmur di Teluk Persia. Selama berabad-abad negara pulau itu berkembang makmur sebagai suatu pelabuhan laut dan suatu pusat pembuatan kapal, perikanan, dan penyelaman mutiara. Kekayaan utama negara ini datang dari minyak.
Geografi Bahrain
Daerah kesyekhan terbentuk dari beberapa pulau yang terletak di Teluk Persia, pertengahan jalan antara Jazirah Qatar dan dataran Arab Saudi. Sebagian besar daerah yang luasnya 622 km2 itu merupakan padang pasir yang datar.
Titik tertinggi adalah sebuah bukit setinggi 137 m di atas pulau Bahrain, pulau utama, tempat beradanya ibu kota Manama Pulau-pulau penting lain meliputi pulau Muharraq, tempat beradanya kota Muharraq, suatu pusat perdagangan penting, dan Sitra.
Pertanian terbatas, yang dimungkinkan oleh adanya irigasi, menghasilkan sedikit sayuran dan buah-buahan, tetapi nilai tanah itu justru terletak pada minyaknya. Sebuah jembatan tambak baru yang menghubungkan negeri ini dengan Arab Saudi diselesaikan pada tahun 1986.
Kunjungi Peta Bahrain atau di google map
Penduduk
Penduduk Bahrain saat ini berjumlah sekitar 400.000 jiwa (perkiraan tahun 2003). Orang ini berasal dari sejumlah besar bangsa Arab yang datang dari Kuwait dan Qatar pada abad ke-18.
Pada suatu waktu bangsa negeri ini terkenal sebagai pelaut dan pedagang, pembuat kapal dan nelayan, penyelam mutiara, dan peternak keledai.
Dewasa ini kebanyakan tenaga kerja bekerja di industri perminyakan. Sebagian besar penduduk beragama Islam dan bertutur dalam bahasa Arab.
Sejarah Bahrain
Setelah suatu periode pendek kekuasaan Portugis pada abad ke-16, negeri ini menjadi milik dinasti Iran Safavid sampai keruntuhannya pada abad ke-18.
Pada tahun 1783 bangsa Arab dari Qatar menaklukkan Bahrain. Penakluk ini adalah nenek moyang keluarga yang berkuasa sekarang ini.
Setelah awal abad ke19 Britania Raya mempunyai pengaruh besar di daerah ini, sedangkan perompakan dan perdagangan budak berakhir.
Pemerintahan
Bahrain adalah suatu monarki turun-temurun yang diperintah oleh seorang syekh. Konstitusi juga mengharuskan adanya suatu Sidang Nasional yang terdiri atas para anggota terpilih plus anggota Kabinet Syekh yang ditunjuk.
Walau berpemerintahan sendiri, keamanannya dijamin oleh Britania Raya. Pihak Inggris memutuskan untuk mengakhiri keterikatan ini pada tahun 1971.
Berbagai perundingan untuk membentuk suatu federasi antarnegara kecil teluk yaitu Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab-gagal sehingga pada tahun 1971 negeri ini mengumumkan kemerdekaannya.
Suatu kup yang gagal pada tahun 1981 menimbulkan kesiagaan keamanan menghadapi revolusi Islam gaya Iran sehingga mendorong terbentuknya suatu konfederasi yang longgar dengan negara-negara Teluk itu.
Diulas oleh GEORGE KIRK, Universitas Massachusetts
Editor: Sejarah Negara Com