Sekarang di Arab Saudi, yang terletak jauh di atas padang pasir, yang berkilauan dalam panas yang hebat, tampak banyak menara pengeboran minyak, derek bangunan, dan kilang minyak, bukan fatamorgana tentang pohon palem, oasis, dan kafilah unta yang kesepian.
Gambaran romantis lama tentang Arab Saudi, seperti yang digambarkan dalam banyak film, telah berubah demikian banyak dan cepat sehingga banyak orang Saudi sendiri hampir tidak dapat mengikuti keadaan baru ini.
Kurang dari 50 tahun yang lalu, kebanyakan orang Saudi adalah pengembara miskin yang menggembalakan kawanan unta atau domba, sedangkan peranan penting negara Timur Tengah ini hanyalah dalam bidang agama sebagai tempat lahir Nabi Muhammad SAW dan pusat agama Islam.
Padang pasir dan kawanan binatang itu masih ada, sedangkan banyak kaum Muslimin dari seluruh dunia masih datang ke Mekah, tetapi kekayaan minyak telah membuat negara itu kaya, kota-kota telah tumbuh, pendidikan telah meningkat, dan hanya sedikit orang yang masih tergolong kaum pengembara Badui.
Geografi Arab Saudi
Arab Saudi mencakup sebagian besar wilayah Jazirah Arabia dan luasnya lebih dari tiga kali luas Texas. Arab Saudi merupakan negara dengan banyak hal yang kontras, dengan dataran pantai, gunung tinggi, beberapa daerah pertanian yang subur, dan padang pasir tandus yang luas.
Di sebelah barat, yang terbentang sekitar 1.600 km di sepanjang Laut Merah, terdapat suatu dataran pantai yang sempit, Tihama. Dari dataran ini tiba-tiba muncul gunung-gunung tinggi dengan ketinggian yang berkisar antara 1.200 sampai 3.650 m. Gunung ini melandai secara berangsur-angsur ke arah timur, dengan membentuk plato tengah, yang memanjang sampai ke daerah pesisir sepanjang Teluk Persia (atau Teluk Arabia).
Daerah bagian barat Arab Saudi meliputi Hejaz (atau Hijaz) dan Asir; daerah tengahnya disebut Najd (Nejd); dan daerah timur dikenal sebagai Propinsi Timur. Di bagian selatan terletak suatu gurun terlarang yang dikenal sebagai Rub’ al-Khali (”sisi kosong”), yang mencakup kira-kira 1/3 luas negara ini. Rub’ al-Khali itu adalah suatu lautan pasir dan punggung bukit, yang mungkin tidak pernah menerima hujan selama bertahun-tahun.
Di sebelah utara adalah Nafud, padang pasir besar kedua di Arab Saudi. Kedua padang pasir ini dihubungkan oleh suatu daerah sabuk pasir yang disebut Dahna.
Kurang dari 1% lahan ini sekarang sedang diolah, yang mencakup banyak oasis di plato tengah. Arab Saudi tidak mempunyai sungai atau danau permanen. Wadi, atau lembah padang pasir, dibentuk oleh sungai-sungai sementara yang muncul setelah turun hujan yang jarang.
Dalam musim panas, cuaca menjadi panas dan kering, dengan suhu yang meningkat sampai lebih dari 38°C. Pada waktu malam suhu tersebut turun dengan tajam. Suhu di musim dingin kurang ekstrem. Karena curah hujan tidak teratur, maka diperlukan irigasi untuk pertanian.
Selengkapnya tentang peta negara ini silahkan baca: Peta Arab Saudi atau di google map
Rakyat Arab Saudi
Hampir semua warga negara Arab Saudi adalah bangsa Arab dan termasuk Islam Suni meskipun ada pula minoritas kecil Islam Syiah. Bahasa Arab adalah bahasa resmi dan Islam adalah agama negara.
Cara Hidup
Banyak orang yang kini bekerja di kota-kota yang tumbuh dengan cepat, di tempat-tempat pembangunan, dan dalam bidang jasa. Kilang minyak baru, ladang minyak, pipa-pipa saluran, dan pusat-pusat industri tidak membutuhkan banyak buruh, tetapi dapat memberikan kemakmuran jangka panjang untuk Arab Saudi.
Beribu-ribu buruh asing, yang sering melakukan pekerjaan kasar dengan upah rendah, dibawa ke Arab Saudi untuk bekerja, tetapi mereka biasanya tidak menjadi warga negara dan tidak menetap lama di negara ini.
Para petani tradisional sedang mengubah cara bertani mereka dengan bantuan pemerintah. Pembuatan sumur dalam dan pabrik desalinisasi untuk menawarkan air laut agar dapat digunakan untuk mengairi tanah telah membantu para petani. Namun, hanya sekitar % dari seluruh tenaga kerja bekerja sebagai petani sehingga Arab Saudi harus mengimpor sebagian besar bahan pangannya.
Gaya hidup bangsa Saudi kini sedang berubah karena mereka melihat acara televisi dan video kaset dari berbagai negara Timur Tengah lain dan negara Barat yang memperlihatkan adat, kebiasaan, dan nilai sosial yang baru.
Namun, kebiasaan lama yang masih berlaku sangat membatasi peranan wanita dalam kehidupan umum. Wanita biasanya tidak menjumpai pria kecuali kalau ia adalah keluarga dekat. Sebagai akibatnya, berkencan tidak dikenal di sana, sedangkan perkawinan seringkali diatur oleh keluarga.
Bertahannya tradisi ini dapat dilihat dalam hal berbusana. Kebanyakan orang Saudi masih memakai pakaian tradisional di depan umum, walaupun mereka berpakaian gaya Barat di rumah.
Pakaian pria tradisional terdiri atas pakaian dalam yang panjangnya sampai ke pergelangan kaki, sedangkan di luarnya dipakai gaun panjang dan penutup kepala yang diikat dengan tali. Wanita memakai jubah panjang yang longgar dan, di kota-kota biasanya berjilbab sesuai dengan kebiasaan Islam yang tersebar di Timur Tengah.
Pendidikan dan Kebudayaan
Sekolah umum adalah bebas biaya, tetapi bersekolah tidak diwajibkan. Dahulu, sangat sedikit anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan yang masuk sekolah, tetapi sekarang sekitar 80% anak laki-laki dan 70% anak perempuan Saudi bersekolah.
Karena buta huruf masih tersebar luas di antara orang dewasa, pemerintah sedang membangun banyak sekolah dan menekankan pentingnya pendidikan. Anak laki-laki dan perempuan dididik secara terpisah dan diberi pelajaran agama di sekolah.
Arab Saudi memiliki tujuh universitas modern. Sebagian mengkhususkan diri dalam pendidikan teknik dan sains, sedangkan lainnya mempersiapkan mahasiswanya untuk berkarier dalam bidang agama. Mahasiswa universitas menerima beasiswa. Lebih dari itu, banyak orang Saudi memasuki universitas di luar negeri, terutama di Amerika Serikat.
Bentuk kebudayaan Arab Saudi merupakan campuran kebudayaan lama dan baru. Puisi, balap kuda, dan berburu dengan burung elang adalah hiburan tradisional yang masih dinikmati, tetapi membaca novel, bermain bola, dan menonton televisi juga merupakan kegiatan yang populer.
Kota-kota Arab Saudi
Ibu kota Arab Saudi dan kota terbesarnya adalah Riyadh, di bagian timur di tengah dataran tinggi Najd. Riyadh tadinya hanya suatu oasis kecil yang terpencil. Karena ditemukannya minyak, maka kota itu kini meniadi sebuah kota utama yang tumbuh dengan cepat.
Tembok-tembok tua sudah diruntuhkan dan banyak bagian tua kota ini telah dihancurkan dan diganti dengan jalan-jalan besar baru, kantor-kantor, dan gedung-gedung pemerintah. Sebagian besar penduduk sekarang merasa lebih senang meskipun mereka sering merasa hidup dalam lingkungan yang sangat berbeda dengan apa yang pernah mereka alami.
Dua kota suci Mekah dan Medinah di Hejaz penting bagi seluruh dunia Islam dan juga bagi Arab Saudi. Mekah terletak sekitar 65 km di pedalaman dari Laut Merah. Penduduk Mekah sangat bertambah selama musim haji ibadah tahunan umat Islam.
Sasaran ibadah haji di Mekah adalah Kaabah. sebuah bangunan kecil berbentuk kubus yang menurut kepercayaan umat |slam dibangun oleh Nabi Ibrahim. Medinah, yang terletak di sebelah utara Mekah. adalah tempat makam Nabi Muhammad SAW dan tempat tinggalnya selama 10 tahun terakhir.
Pintu gerbang Mekah di Laut Merah adalah Jeddah, kota kosmopolitan dan pelabuhan utama Arab Saudi yang sedang berkembang dengan pesat. leddah sedang menikmati suatu ledakan industri dan mengalami modernisasi. Namun, di banyak distriknya masih berdiri rumah-rumah tua plesteran dan bertingkat yang dibangun dalam gaya Arab yang khas.
Di sebelah utara lazirah Arabia, di Pantai Teluk Persia. terdapat “kota minyak” Dammam dan Dhahran. Dammam adalah ibu kota Propinsi Timur dan pelabuhan tempat minyak Arab dikapalkan ke seluruh dunia. Pusat-pusat industri baru sedang berkembang di Yenbo dan lubail.
Ekonomi Arab Saudi
Sebelum minyak ditemukan di dekat Dammam pada tahun 1938, Arab Saudi merupakan sebuah negara miskin yang penghasilan utamanya adalah pajak yang ditarik dari orang yang menunaikan ibadah haji ke Mekah. Dewasa ini ekonomi dikuasai oleh industri minyak dan gas alam, yang menjadi bagian utama dari penghasilan negara ini.
Arab Saudi adalah pengekspor minyak utama dunia dan memiliki cadangan minyak yang lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Barang-barang impornya mencakup mesin industri, mobil, perlengkapan militer, besi, baja, dan makanan.
Pemerintah sedang berusaha untuk memodernisasi dan mengindustrialisasi negara ini. Sejauh ini, Arab Saudi belum dapat melakukan diversifikasi ekonomi secara luas untuk mengurangi ketergantungannya pada minyak.
Belakangan ini telah dicapai berbagai keberhasilan dalam produksi gas alam dan penyulingan kimia, tetapi penurunan harga minyak di pasaran dunia pada pertengahan tahun 1980an merugikan ekonomi Saudi.
Sejarah Arab Saudi
Penduduk yang beradab telah hidup di Jazirah Arabia paling sedikit selama 7.000 tahun. Walaupun ada beberapa kerajaan kuat yang tumbuh dengan subur, penduduk lebih senang hidup sebagai suku pengembara tanpa pemerintah pusat yang kuat.
Peperangan, penyerbuan, dan kemiskinan lazim terjadi di antara para penggembala ternak ini sehingga membuat kesetiaan kepada suku penting. Beberapa puisi suku dari masa Arab purba yang masih dideklamasikan dewasa ini dianggap sebagai puisi terbaik dalam bahasa Arab.
Kira-kira pada tahun 570 Masehi, kota perdagangan kecil Mekah melahirkan seorang pemimpin agama besar sepanjang zaman Muhammad. Muhammad menerima ”wahyu” dari Allah untuk menyebarkan ajaran Islam.
Karena ditolak oleh para pemimpin Mekah, Muhammad hijrah ke Medinah pada tahun 622. Pelarian ini menandai tahun pertama kalender Islam yang didasarkan pada bulan dan berbeda dari kalender berdasarkan matahari yang sekarang dipakai di kebanyakan bagian dunia.
Dari Medinah Muhammad dan para pengikutnya menaklukkan orang-orang Mekah dan menciptakan suatu pemerintahan kuat yang memerintah sebagian besar wilayah Arab.
Beberapa tahun setelah Nabi Muhammad mangkat pada tahun 632, ibu kota Islam dipindahkan keluar dari Jazirah Arab ke daerah-daerah yang baru ditaklukkan di bagian utara. Kecuali nilainya bagi ibadah haji, dapat dikatakan daerah Arab kembali menjadi tidak penting lagi.
Kerajaan Turki Usmani menaklukkan banyak wilayah di bagian tengah Timur Tengah pada abad ke-16, termasuk pantai timur dan barat Arab. Akan tetapi, daerah pedalaman masih tetap menjadi daerah kekuasaan para syekh (kepala suku) yang saling bermusuhan.
Dalam abad ke-18, seorang pembaharu agama, Muhammad ibnu Abd al Wahhab, mengadakan suatu gerakan untuk memurnikan Islam dan mengembalikannya ke bentuk semula. Dia menganggap gerakannya ini sebagai menekankan kepada keesaan (tauhid dalam bahasa Arab) Tuhan, tetapi orang yang menentang gagasannya itu menamakan gerakan ini Wahhabisme, diambil dari sebagian nama ayahnya.
Dengan bantuan para pangeran keluarga Saudi, gerakan ini segera tersebar ke sebagian besar wilayah Arab. Penguasa Bani Usmani yang mengkhawatirkan kelestarian kekuasaannya di Mekah, mengirimkan pasukan untuk menghancurkan orang-orang Saudi itu.
Walaupun pihak Saudi untuk sementara ditaklukkan pada tahun 1818, mereka dan sekutu pembaharu agama mereka berjalan terus. Pada tahun 1902, Abd alAziz ibnu Saud (sering disebut ”ibnu Saud”) merebut kembali ibu kota keluarga tersebut, Riyadh.
Raja Abd al-Aziz mendirikan Arab Saudi modern. Ia mengusir Bani Usmani dari daerah timur, menaklukkan Hejaz dan Asir, dan pada tahun 1926 menguasai lebih dari tiga perempat Jazirah Arabia.
Daerah-daerah ini dipersatukan pada tahun 1932 dan nama ”Kerajaan Arab Saudi” diberikan kepada negara baru ini. Setelah kematian ibnu Saud pada tahun 1953, ia digantikan oleh empat putranya, Saud (1953), Faisal (1964), Khalid (1975), dan Fahd (1982).
Raja Faisal memainkan peranan penting dalam meningkatkan kerja sama di antara para anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kerja sama ini merupakan salah satu sebab tajamnya kenaikan harga minyak pada tahun 1970-an. Pada tahun 1985,
Arab Saudi mulai berusaha menghentikan penurunan harga minyak dengan meningkatkan produksi minyaknya sehingga, dengan demikian, dapat memaksa negara-negara OPEC lainnya untuk bekerja sama dengan Arab Saudi dalam menentukan batasan-batasan baru dalam memproduksi minyak di masa yang akan datang. Kebijakan pembatasan persediaan minyak ini dimaksudkan untuk meningkatkan harga minyak.
Pemerintah Arab Saudi
Walaupun keluarga kerajaan Saud telah membantu menghasilkan perubahan-perubahan besar dalam masyarakat Saudi dan cara hidup rakyat, prinsip-prinsip dasar pemerintahan masih tetap pada prinsip monarki absolut yang timbul pada abad ke-18.
Raja dan keluarganya membuat semua keputusan penting, tidak ada partai politik, pemilihan, badan pembuat undang-undang, atau konstitusi yang membatasi kekuasaan mereka. Kabinet ditunjuk oleh raja. Sebagian besar hukum berkaitan erat dengan hukum agama Islam tradisional.
Kebijakans politik luar negeri Saudi adalah pro-Barat dan antikomunis pada kebanyakan persoalan dunia. Mengenai masalah regional Timur Tengah Arab Saudi merupakan salah satu pendukung keuangan utama bagi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan secara terus-menerus menentang Israel.
Kekayaan minyak Arab Saudi dan pentingnya negara ini bagi umat Islam telah memungkinkannya untuk memegang peranan besar dalam masalah-masalah internasional.
Diulas oleh:
WILLIAM OCHSENWALD, Institut Politeknik dan Universitas Negeri Virginia
Editor: Sejarah Negara Com