Amerika Utara Prancis – Kerajaan Prancis di Amerika Utara dulunya sangat luas dan terbentang dari Louisburg di Nova Scotia, ke Quebec di tepi Sungai St. Lawrence, lalu ke Detroit di tepi Danau-Danau Besar, dan akhirnya sampai ke New Orleans di delta Sungai Mississippi.
Namun, seperti Spanyol, Prancis pun terlalu serakah. Mereka kehilangan kerajaannya mula-mula jatuh ke tangan Inggris dan kemudian Amerika Serikat.
Karena sulit menghadapi paham Protestan di tanah air mereka sendiri, orang Prancis, yang beragama Katolik Roma itu bertekad mendirikan Gereja Katolik Roma yang kokoh di Kanada.
Gereja itu sarat dengan semangat misi dan para misionaris amat berjasa dalam menyebarkan pengaruh Prancis ke daerah Danau-Danau Besar, Teluk Hudson, dan Sungai Mississippi.
Misi Prancis, yang didirikan oleh para penjelajah dan sekaligus pendeta di daerah perawan, berlainan dengan misi Spanyol di Meksiko dan Kalifornia. Misionaris Prancis tidak berupaya menguasai lahan yang terbentang luas itu, dan juga tidak berusaha membujuk orang Indian agar berhenti berburu dan mulai bertani.
Kunjungi Peta Amerika Utara atau di google map
Mereka sama sekali tidak berupaya membujuk orang Indian supaya menjadi penduduk kota atau kota besar. Misi Prancis itu justru lebih sering merupakan biara kecil di tengah hutan atau pangkalan misi tempat para pendeta bertolak untuk berkhotbah kepada orang Indian.
Namun, misi itu kadang-kadang membangun tempat berlindung agar orang Indian dapat datang dan tinggal sewaktu menghadapi bahaya. Misalnya, orang Indian Huron atau Iroquois yang telah beragama Kristen terkadang mencari perlindungan kepada misi terhadap ancaman orang Indian yang masih suka berperang.
Misi Prancis tidak banyak mempengaruhi lahan. Baru setelah para buruh tani Prancis tiba di Amerika Utara, Gereja Prancis menjadi suatu faktor positif dalam membentuk geografi budaya benua itu. Ketika para pemukim Prancis mulai datang, Gereja membagi daerah permukiman itu menjadi keuskupan dan keparokian.
Gereja paroki, biara, sekolah, dan rumah miskin didirikan. Akhirnya, para penguasa sipil memanfaatkan unit Gereja untuk kantor administrasi mereka.
Pada kenyataannya, walikota dan dewan daerah sering mengadakan rapat di balai gereja, mempekerjakan para pendeta sebagai kerani, dan menyalurkan sebagian besar pajak untuk sekolah gereja. Sampai saat ini Gereja Katolik Roma masih sangat kuat di Quebec.
Untuk menggalakkan permukiman, Mahkota Prancis membagi lahan yang telah diperolehnya dari orang Indian menjadi tanah milik pribadi, atau seigneuries.
Seigneur (tuan tanah) yang telah dianugerahi lahan itu diwajibkan menjaga agar penyewanya tetap terlatih dalam menggunakan berbagai senjata dan mendukung dengan setia kepada Mahkota Prancis sewaktu terjadi perang. Mereka pun diwajibkan membayar iuran tertentu untuk melestarikan pemerintahan kolonial.
Pada gilirannya para tuan tanah itu membagi seigneuries mereka dalam tanah usaha tani sewaan dan memperoleh uang sewa dari para penyewa. Mereka memungut pajak yang disebut cens atas bagian depan setiap petak dan pajak yang disebut rentes untuk seluruh areal petak.
Untuk menekan pajak itu para penyewa menyewa bagian depan sesempit mungkin untuk usaha tani mereka. Sempitnya bagian itu diimbangi dengan ukuran panjangnya yang panjang. Jadi, terwujudlah sistem
usaha-tani berjalur Prancis di Amerika Utara. Rumah para petani saling berhimpitan, hampir serupa dengan rumah di tepi jalan desa, sedangkan ladang mereka membentang di belakang. Pola tersebut masih dapat dilihat di sepanjang Sungai St. Lawrence saat ini.
Sistem seigneuries terhapus pada pertengahan abad ke-19 ketika para penyewa mampu memperoleh pinjaman untuk membeli tanah usaha tani mereka. Oleh karenanya, Kanada Prancis masih mempunyai penduduk pedesaan yang terlibat dalam usaha tani kecil dan desa kecil yang dilayani oleh beberapa kota pasar yang dikuasai oleh gereja besar atau oleh katedral. .
Kota besar memang menguasai propinsi Quebec, sebaliknya Montreal menguasai kota besar. Satu di antara tiga penduduk Quebec tinggal di Montreal yang lebih besar itu. Ini merupakan pemusatan penduduk yang sangat besar. Hal itu disebabkan oleh sejarah panjang perusahaan niaga dan industri.
Montreal dulunya merupakan pusat perdagangan bulu binatang Prancis. Kota itu merintis pembangunan terusan St. Lawrence dan merupakan markas besar Jawatan Kereta Api Pasific Kanada, yang membangun jalur lintas benua dari Montreal ke Vancouver, dengan jalur sambungan ke Saint John, Brunswick Baru.
Montreal menjadi tujuan terakhir utama di sebelah timur bagi gandum prairi. Bursa saham utama di Kanada dikembangkan di sana dan kota ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan keuangan Kanada.
Kota ini menjadi pusat pertama universitas berbahasa Inggris maupun Prancis sehingga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kesenian serta perniagaan. Akhirnya, Montreal memulai industri besar-besaran, termasuk kerekayasaan dan bahan petrokimia, tepung terigu, minuman keras, busana dari bulu binatang, dan sandang lainnya.