Pada tahun 1959, raksasa muda bergabung dengan Uni, yaitu Alaska, negara bagian ke-49, yang luasnya hampir seperlima dari luas semua negara bagian dijadikan satu. Banyak di antara ciri khas Alaska yang juga tak kalah raksasanya. Cletser Malaspina seluas 3.232 ka lebih besar daripada seluruh wilayah negara bagian Rhode Island.
Gunung McKinley adalah gunung tertinggi di Amerika Utara. Gunung itu tingginya 6.198 m. Para petani Alaska menghasilkan kol yang lebih besar dari bola untuk bola basket; dan para penggemar olah raga pancing Alaska membanggakan ikan salem terbesar di dunia, yang dapat mencapai berat 45 kg; kepiting raja Alaska panjangnya mencapai 2 m dari ujung capit yang satu ke ujung capit lainnya.
Beruang terbesar di dunia yaitu beruang cokelat, beruang abu-abu, dan beruang kutub-mencapai berat 725 kg dan cukup tinggi untuk mengintip jendela lantai dua, setidak-tidaknya pada rumah ukuran kecil.
Beberapa orang membayangkan Alaska sebagai sebuah kulkas raksasa, dengan para pencari barang tambang yang terpencil dan orang Eskimo yang menggigil kedinginan di dalam igloo sepanjang malam-malam abadi. Ada pula yang menganggapnya sebagai tempat yang membuat orang cepat dan mudah kaya.
Alaska tidak sesederhana itu. Alaska adalah tempat dengan kebhinekaan dan kontras, sebuah negara bagian dengan berbagai zone waktu dan cuaca. Hanya kira-kira seperempat dari wilayah negara bagian itu yang terletak di atas Lingkaran Arktik, maka juluran lahan (bagian tenggara) tidak lebih dingin daripada kebanyakan daerah di dataran Amerika Serikat. Tentang menjadi kaya itu, Alaska memang menyajikan berbagai peluang, tetapi untuk menjelajahinya dituntut kerja keras, ketahanan, dan imajinasi.
Kunjungi peta Alaska atau di google map
Geografi Alaska
Garis pantai sebelah tenggara negara bagian itu, yang merupakan tempat tinggal penduduk, dihangatkan oleh arus Pasifik dan iklimnya tidak jauh berbeda dari Idaho-kecuali pendeknya hari-hari musim dingin dan panjangnya hari-hari musim panas.
Dari pesisir tengah membentang dua rentangan lengan panjang-yaitu juluran lahan di sebelah tenggara dan Semenanjung Alaska dan Kepulauan Aleutia yang membentang jauh ke baratdaya. Juluran lahan tersebut berupa jalur pesisir sempit yang terpecah menjadi pulau-pulau dan semenanjungsemenanjung.
Kota besar utama di juluran lahan tersebut, yaitu Juneau, ibu kota negara bagian, tersembunyi di sebuah lembah mungil di sela-sela pegunungan dan laut. Lengan sebelah baratdaya cukup berbeda. Daerah ini adalah lahan liar, tak berpohon yang terdiri atas banyak gunung berapi, gletser, dan satwa liar yang buas (termasuk beruang Kodiak di Pulau Kodiak).
Di sebelah utara pesisir itu di daerah pedalaman terletak jantung Alaska, yaitu daerah dengan curah hujan yang rendah dan bersuhu ekstremserendah 57°C di musim dingin dan setinggi 38°C di musim panas. Sungai Yukon yang besar mengalir melalui bagian pedalaman Laut Bering.
Di Fairbanks, kota besar utama di jantung tersebut, matahari pertengahan musim dingin muncul hanya dari pukul 9.58 pagi sampai 1.40 siang. Di lain pihak, di musim panas, peristiwa olahraga utama adalah pertandingan baseball tengah malam yang dapat diselenggarakan karena matahari masih bersinar.
Di sebelah utara cekungan pedalaman, Kisaran Brooks membentang melalui seluruh wilayah negara bagian itu di atas Lingkaran Arktik. Daerah paling utara, yaitu Lereng Arktik, membentang sampai ke Lautan Arktik.
Daerah ini merupakan daerah utara yang beku seperti yang tertulis dalam buku cerita tentang Alaska, yang musim panasnya jarang berlangsung lebih dari 60 hari di sela-sela kebekuan yang mematikan, dan permafrost-nya (yaitu lapisan tanah yang selamanya membeku) yang tidak pernah tertembus.
Lingkungan Alam Salah satu daya tarik Alaska terbesar adalah lingkungan alamnya yang tidak rata dan masih belum tercemar. Pemburu-pemburu kawakan datang dari seluruh dunia untuk membidik beruang besar, biri-biri Dall, kambing, dan rusa jantan, yang beratnya dapat mencapai 635 kg.
Para wisatawan berkelana menelusuri gunung-gunung, berperahu menyusuri pedalaman juluran lahan, menjelajah fiord-fiord, terbang di atas gunung-gunung berapi, dan mengagumi gletser-gletser dan puncak-puncak di negara bagian itu.
Sebagian besar medan negara bagian itu secara tradisional tak terjamah oleh manusia. Sulit untuk membangun jaringan jalan yang paling darurat sekalipun melintasi lahan tersebut. Pesawat terbang telah merevolusikan transportasi di Alaska. Penduduk Alaska lebih sering terbang dibandingkan dengan penduduk mana pun juga, dan banyak di antara mereka yang memiliki pesawat pribadi dan mengemudikannya sendiri.
Dengan demikian, para pilot tersebut telah menguasai ketrampilan pilot medan liar untuk terbang dalam cuaca buruk dan mendarat serta lepas-landas di medan yang tidak rata. Oleh karenanya, daerah yang sama sekali baru telah dibuka untuk permukiman dan pembangunan ekonomi.
Penduduk Alaska
Meskipun Alaska merupakan negara bagian terbesar di Amerika Serikat, penduduknya adalah yang paling sedikit. Di antara penduduknya yang 412.000 jiwa itu, kira-kira 64.000 jiwa adalah orang Eskimo, Indian, atau Aleut.
Orang Eskimo dan Aleut sebagian besar tinggal di Alaska sebelah barat, Kepulauan Aleut, pedalaman bagian barat, dan daerah-daerah pesisir sepanjang Lautan Arktik, Laut Bering, dan Teluk Bristol. Orang Indian Tlingit dan Haida tinggal di desa-desa di juluran lahan.
Orang Eskimo diperkirakan adalah keturunan bangsa yang melakukan migrasi besar terakhir ke Dunia Baru dari Asia. Ciri-ciri Mongoloid mereka, terutama lebar kepalanya, menunjukkan adanya kaitan erat dengan bangsa-bangsa Asia. Mereka menggunakan logat-logat kelompok bahasa yang sama, yaitu Eskimo-Aleut, dan meskipun tersebar luas masih memperlihatkan identitas budaya yang mencolok.
Mereka termasuk di antara pemburu terbaik di dunia, yang mampu bertahan di salah satu lingkungan yang paling kejam di dunia. Secara tradisional, hewan-hewan mamalia laut menyediakan sebagian besar kebutuhan mereka, yakni pangan, sandang, minyak untuk penerangan, tulang untuk membuat senjata, kulit mentah untuk membuat tenda dan kano. Ikan dan karibu melengkapi menu makanan mereka.
Namun, kini semakin banyak penduduk pribumi Alaska yang menerapkan peri kehidupan dan kemudahan-kemudahan modern.
Dalam menanggapi pernyataan oleh penduduk pribumi bahwa lahan mereka telah dirampas secara tidak sah, Kongres telah mengeluarkan Undang-Undang Klaim Penduduk Asli Alaska pada tahun 1971 Undang-undang itu menetapkan disisihkannya lahan dan dana untuk dibagi-bagikan kepada lebih dari 200 desa pribumi, dan termasuk lahan yang kaya dengan sumber alam.
Tiga belas perusahaan daerah mengatur penerimaan keuntungan yang diperoleh berkat adanya undang-undang tersebut sehingga berdirilah perusahaan dan biro pelayanan sosial yang dikelola oleh penduduk pribumi.
Penduduk Alaska tidak begitu terpencil seperti yang dikisahkan dalam berbagai hikayat. Sekitar 65% di antara mereka tergolong penduduk kota dan lebih dari seperduanya tinggal di pesisir selatan, dalam radius 16 km di sekitar Anchorage, kota utama dan pusat perniagaan di negara bagian itu. Banyak pula yang tinggal di kota-kota pesisir atau di sekitar Fairbanks, kota kedua terbesar.
Sekarang ini Alaska sedang menuju abad modern baik dalam bidang budaya maupun bidang ekonomi. Universitas negara bagian, yang bermarkas besar di Fairbanks, juga mempunyai kampus di Anchorage dan Juneau. Terdapat banyak kelompok masyarakat perguruan tinggi di setiap kota utama. Terdapat pula perguruan-perguruan tinggi swasta, yakni Universitas Pasifik Alaska di Anchorage dan Perguruan Tinggi Sheldon Jackson di Sitka.
Bagi penduduk Alaska masa depan menyajikan tantangan yang menggelitik dan peluang untuk memainkan peran imajinatif dalam membuat medan rintisan terakhir itu bintang paling cemerlang di Amerika Serikat.
Ekonomi
Alaska menempati peringkat teratas di antara 50 negara bagian dalam nilai perikanan komersial-terutama salem, udang, kepiting, ikan halibut, dan ikan cod. Negara bagian ini merupakan produsen platina utama di Amerika Serikat dan terdapat cadangan-cadangan kayu yang penting. Pemanufakturan terutama di bidang pemrosesan pangan.
Kenyataannya, minyak bumi dan gas alamlah yang memberikan harapan terbesar bagi kemakmuran Alaska di masa depan. Negara bagian ini menjadi penghasil minyak utama setelah ditemukannya cadangan yang mahaluas di Lereng Arktik pada tahun 1968. Cadangan tersebut telah diusahakan secara komersial untuk pasaran dunia dengan paripurnanya jalur perpipaan Alaska pada tahun 1977.
Jalur perpipaan itu mengangkut minyak dari Teluk Prudhoe melintasi seluruh negara bagian itu ke kota pesisir Valdez, tempat minyak itu diangkut ke dalam kapaI-kapal tangki.
Sekarang ini, penduduk Alaska semakin sadar bahwa pengembangan sumber daya tersebut harus dibarengi dengan tindakan untuk melestarikan lingkungan. Minyak telah berhasil menyedot demikian besar pemasukan sehingga pajak pendapatan telah dihapuskan pada tahun 1980 dan penduduk Alaska telah menerima dividen tunai dari keuntungan yang diperoleh dari sektor minyak bumi.
Pada tahun 1980, Kongres memberlakukan Undang-Undang Agraria Alaska, yang menyisihkan areal-areal lahan yang luas untuk berbagai taman nasional dan suaka margasatwa liar.
Sejarah Alaska
Meskipun sebagai negara bagian Alaska itu masih baru, Alaska mempunyai sejarah yang sudah cukup tua sebagai suatu daerah. Peta yang digambar pada tahun 1597, yang memperlihatkan Alaska sebagaimana wujudnya yang sekarang di Museum Nasional di Negeri Belanda, telah mengundang berbagai teori.
Salah satu teori berpendapat bahwa Marco Polo, petualang Italia yang kenamaan itu, mendengar tentang lahan tersebut dalam perjalanannya ke Cina pada abad ke-13 dan memasukkannya ke dalam peta. Uang logam Cina yang ditemukan di dekat Wrangell mengisyaratkan bahwa mungkin telah terdapat suatu koloni bangsa Timur di Alaska pada suatu saat.
Namun, orang yang mendirikan permukiman pertama di Alaska adalah orang Rusia. Mereka mulai mendirikan permukiman di Alaska pada tahun 1741. Orang Rusia menjelajah pesisir dari Kepulauan Aleut ke Kalifornia, untuk memburu bulu binatang.
Di daerah yang oleh orang Indian disebut Alakshak (”lahan besar”) mereka menemukan khasanah singa laut, yang mereka beli dengan harga rendah dari orang Indian dan menjualnya dengan keuntungan melimpah kepada para saudagar bulu binatang di Peking.
Di daerah ini, yang disebut Amerika Rusia, mereka mendirikan ibu kota New Archangel (sekarang Sitka); Kota itu sudah berpenduduk 1.000 jiwa sebelum San Francisco dihuni oleh 100 jiwa.
Alaska adalah lahan rintisan yang sangar pada saat itu sehingga banyak orang mati karena kelaparan, penyakit, dan serbuan orang Indian. Banyak pemberani yang berjuang untuk memperoleh koloni baru itu demi Rusia, termasuk Vitus Bering (orang Denmark yang mengabdi kepada Tzar), Aleksandr Baranov, dan Grigori Shelikhov.
Namun, orang Rusia tidak kuasa mencegah para pedagang bulu binatang dari negara-negara lain merembes ke sumber-sumber bulu binatang mereka dan Tzar menyadari bahwa untuk mempertahankan koloninya yang amat jauh itu dituntut biaya yang tinggi, padahal koloni itu tidak begitu menguntungkan seperti yang diharapkan sebelumnya.
Sebagai akibatnya, dia mencari cara untuk melepaskannya. Dia lebih senang kalau lahan itu menjadi milik Amerika Serikat, yang saat itu masih merupakan negara yang relatif lemah, daripada dimiliki oleh salah satu pesaing-pesaing Eropanya.
Lepas dari kenyataan bahwa Amerika Serikat baru saja bangun dari Perang Saudara, pada tahun 1867 Menteri Luar Negeri William H. Seward memulai negosiasi rahasia dengan pihak Rusia mengenai pembelian Alaska.
Seward, yang mendambakan negerinya menguasai seluruh Amerika Utara, mendapat dukungan yang setengah-setengah dari Presiden Andrew Johnson Ketika negosiasi rahasia Seward itu terungkap, gelombang tentangan melanda Kongres dan pers menyebut Alaska sebagai kebodohan Seward dan Peti Es Seward. Seward tetap berteguh hati dan, pada tanggal 30 Maret 1867, sebuah perjanjian berhasil disepakati.
Pemindahan kekuasaan secara resmi berlangsung dalam bulan Oktober dan para pejabat mengibarkan bendera Amerika Serikat Stars and Stripes di tiang bendera di Sitka. Baru setahun kemudian Kongres menyetujui harga pembeliannya, yaitu US $7.200.000, atau kira-kira 2 sen dolar per are-benar-benar merupakan harga pembelian real estate yang hampir tak dapat dipercaya. Menjelang tahun 1906 lebih dari US $7.000.000 berhasil dikeruk dari hasil tambang emas di pantai Nome saja.
Meskipun Kongres telah menyetujui pembelian Alaska, para anggotanya masih tetap memperlihatkan sikap menggerutu terhadap wilayah baru tersebut. Karena demikian sedikitnya orang kulit putih yang tinggal di Alaska, selama 17 tahun pihak Kongres mengabaikan pemberian suatu pemerintahan kepada Alaska. Meskipun demikian, pada tahun 1884, mereka menyatakan Alaska sebagai suatu daerah, dengan seorang gubernur, seorang jaksa dan seorang pemungut bea cukai.
Abad Ke-20
Demam emas Alaska, yang dimulai pada peralihan abad ke-20, membuka mata banyak pejabat Amerika Serikat untuk pertama kalinya terhadap berbagai kemungkinan ekonomi Alaska. Pihak Kongres lamban sekali dalam memberikan suara untuk menambah dinas-dinas pemerintah untuk wilayah tersebut.
Seorang utusan tanpa hak suara di DPR diberi kursi pada tahun 1906. Enam tahun kemudian penduduk Alaska diperkenankan untuk memilih badan legislatif mereka sendiri, meskipun Kongres tetap memegang hak veto terhadap undang-undang yang dikeluarkannya.
Demam emas sama sekali mengubah wajah Alaska. Beribu-ribu pencari barang tambang membanjiri wilayah tersebut (dan Wilayah Yukon Kanada). Banyak di antara para pencari barang tambang ini, yang kemudian dikenal sebagai sourdough, menetap di Alaska, baik yang berhasil memperoleh emas maupun yang tidak.
Emas ditemukan di Nome pada tahun 1898 dan di Fairbanks pada tahun 1902. Kam-kam pertambangan menjamur di sekitar ladang-ladang emas dan diwarnai dengan kekerasan dan main hakim sendiri. Kehidupan yang serba kasar dan liar di kam-kam pertambangan dan ladang ladang emas itu diabadikan dalam novel-novel Jack London, yang juga ikut mengadu untung di Klondike.
Penemuan emas di Alaska dan Wilayah Klondike mengakibatkan timbulnya persengketaan antara Amerika Serikat dan Kanada mengenai kesamaran garis perbatasan yang memisahkan Alaska dengan Yukon ataupun Kolumbia Inggris.
Perselisihan pendapat antara kedua negara itu berlanjut selama beberapa tahun dan akhirnya terselesaikan pada tahun 1903 oleh suatu mahkamah yang beranggotakan Kanada, Amerika, dan Inggris. Penyelesaian tersebut umumnya menguntungkan fihak Amerika Serikat dan mengarah ke periode pembangunan ekonomi besar-besaran.
Alaska diberi status kewilayahan resmi pada tahun 1912 dan pada tahun 1923 Jalur Kereta Api Alaska dibuka antara Seward dan Fairbanks. Pertambangan dan perikanan komersial menjadi kegiatan ekonomi utama.
Selama Perang Dunia ll, ketika Jepang menduduki sebagian dari Kepulauan Aleut, bangsa Amerika baru menyadari tentang kepentingan strategis Alaska. Pemerintah Amerika Serikat membangun suatu jaringan instalasi militer di wilayah tersebut. Tekanan-tekanan masa perang juga mempercepat penyelesaian Jalan Raya Alaska pada tahun 1942, yaitu sebuah jalur darat segala cuaca dari wilayah Amerika Serikat melalui Kolumbia Inggris, Kanada, ke Fairbanks.
Jalur tersebut sebagian besar dibangun oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat dan tetap menjadi jalan arteri yang banyak digunakan. Seusai perang, bagian jalan raya tersebut yang berada di Kolumbia Inggris diserahkan kepada Kanada.
Saat ini jalan raya tersebut dapat dilalui oleh penduduk Amerika dan Kanada tanpa pembatasan apa pun. Sesudah perang, para perintis mulai menuju ke Alaska. Dalam menanggapi tuntutan penduduk Alaska untuk berswapraja, Alaska akhirnya diterima sebagai anggota Uni pada tahun 1959.
Sebagai negara bagian, Alaska terus tumbuh dan maju. Kemakmuran negara bagian itu dijamin dengan ditemukannya cadangan-cadangan minyak yang sangat luas di Teluk Prudhoe. Jalur perpipaan yang mengangkut minyak itu, yakni Jalur Perpipaan Lintas Alaska, selesai dibangun pada tahun 1977. Antara 1980 dan 1983, penduduk Alaska tumbuh dengan lebih dari 19%, angka tertinggi di negara ini dalam kurun waktu tersebut.
EVANGELINE ATWOOD, Anchorage Daily Times
Editor: Sejarah Negara Com