Afghanistan adalah suatu negara terjepit yang terletak di jantung Asia. Dari keempat pintu gerbangnya, kota bersejarah menyambut setiap pelancong. Pelancong dari utara mula-mula akan tiba di Balkh yang dikenal oleh orang Yunani kuno sebagai Bactra.
Dari arah barat Afghanistan, pelancong akan sampai di kota Herat, yaitu ibu kota propinsi Herat. Dari arah selatan, jalan masuk ke negara ini melewati Kandahar. Dari timur, melalui jalan Lintas Khyber yang berkelok-kelok, pelancong akan tiba di Jalalabad, yaitu ibu kota propinsi Nangrahar.
Di seberang barisan pegunungan yang berikutnya, masih dalam arah yang sama, orang akan tiba di Kabul ibu kota negeri ini.
Letak Afghanistan di jalan silang Asia telah membuatnya sebagai medan pertempuran yang menentukan sejak dulu. Kini wilayah ini juga merupakan ajang pertempuran. Sejak tahun 1979 penduduk negeri ini berjuang melawan tentara Uni Soviet yang sedang berusaha untuk menguasai negara itu.
Geografi Afghanistan
Di peta, Afghanistan tampak mirip seekor kura-kura dengan lehernya mendongak ke luar. Leher kura-kura ini merupakan bagian yang tertinggi, pegunungan Wakhan yang mirip gagang panci.
Di bagian timurlaut rangkaian pegunungan Hindu Kush sampai ke Pamir terletak sekumpulan besar pegunungan tempat bertemunya Afghanistan, Uni Soviet, dan Cina. Pegunungan Hindu Kush melandai ke baratdaya sehingga membentuk jaringan tanah tinggi yang luas.
Di sebelah utara tanah tinggi ini mengalir Sungai Amu Darya (dahulu disebut Oxus) yang merupakan salah satu sungai utama di Asia. Bagian timur Afghanistan berupa daerah dengan sungai-sungai yang berair deras, lembah yang hijau dan subur, serta dataran tinggi. Di selatan dan baratdaya Afghanistan terdapat padang pasir.
Sebagai negara yang gersang, kehidupan pertanian Afghanistan terutama bergantung pada timbunan salju yang tersimpan di lereng-lereng pegunungannya dari tahun ke tahun. Sistem irigasi yang rumit menutup hampir seluruh negara.
Afghanistan beriklim kontinental yang ditandai oleh musim dingin yang amat dingin dan musim panas yang amat panas serta perubahan yang mencolok antara suhu sehari-hari.
Selengkapnya bisa anda amati di: Peta Afghanistan atau di google map
Penduduk Afghanistan
Semua penduduk Afghanistan disebut orang Afghan, (sedangkan Afghanistan berarti ”Tanah orang Afghan”.) Sebenarnya, penduduknya yang berjumlah 16.500.000 jiwa terdiri atas berbagai suku bangsa-termasuk suku Pushtun, Tajik, Hazara, Uzbek, dan Turkoman.
Suku Pushtun dan Tajik merupakan mayoritas kelompok keturunan Suku Pushtun bertutur dalam bahasa Pushtu, bahasa yang serumpun dengan bahasa Persia. Suku Tajik dan Hazara bertutur dalam bahasa Persia.
Suku Hazara diyakini sebagai keturunan penakluk bangsa Mongolia yang dipimpin oleh Jenghis Khan pada abad ke-13. Suku Uzbek dan Turkoman berasal dari Turki. Pushtu merupakan bahasa mayoritas penduduk Afghanistan, sedangkan bahasa Persia pada umumnya digunakan dalam perdagangan.
Orang Afghan bersatu dalam agama Islam. Dalam berbagai masa di waktu lampau, wilayah ini merupakan benteng kuat agama Zoroastria dan agama Budha. Zoroaster, pendiri kepercayaan Zoroastria, diceritakan lahir di kota Balkh, mungkin pada abad ke-7 sebelum Masehi. Islam masuk Afghanistan pada abad ke-7, tetapi baru pada tahun 1895 kelompok terakhir menerima Islam.
Alamnya yang kasar telah melahirkan penduduk yang pemberani dan keras. Karena letak geografis Afghanistan di jalan silang bagi bangsa yang mau meluaskan wilayahnya, orang Afghan telah mengembangkan seni berperang yang tinggi.
Meskipun orang Afghan tampak seperti sombong dan garang bagi orang yang belum mengenalnya, mereka sebenarnya ramah dan bersahabat terhadap orang yang belum dikenalnya dan mereka juga memiliki rasa humor yang tinggi.
Rangkaian pegunungannya yang tinggi dan banyak lembahnya yang terpencil telah membuat Afghanistan sebagai negara yang terdiri atas banyak desa dan kota kecil. Dalam tahun-tahun belakangan ini, berbagai kotanya telah berkembang karena pertambahan penduduknya yang pesat, tetapi sebagian besar orang Afghan masih mengikuti kebiasaan kuno dan kondisi kehidupan mereka hanya berubah sedikit saja.
Cara Hidup Orang Afghan
Ciri rumah di pedesaan Afghanistan adalah berbentuk bujur sangkan atau empat persegi panjang dan terbuat dari tembok dan’batu bata. Rumah ini dibagi menjadi tiga atau empat kamar yang diisi dengan permadani, bantal, dan kasur. Atap rumahnya yang rata terbuat dari gelondongan kayu yang diperkuat oleh lapisan lumpur tebal, kadang-kadang dicampur dengan jerami dan kapur.
Empat buah dinding yang tingginya 3 m dibangun di atas atap rumah itu dan digunakan sebagai ruang duduk dan kamar tidur di waktu cuaca panas dan sebagai tempat untuk menjemur buah-buahan.
Seorang yang kaya dapat saja membangun menara di keempat sudut rumahnya, atau sekurang-kurangnya satu menara. Rumah yang memiliki menara seperti itu disebut qala. Sebuah qala mungkin dipakai untuk tempat tinggal satu atau beberapa keluarga.
Tepat di belakang pintu gerbangnya yang besar terdapat kamar yang disebut hujra, untuk kamar tamu. Huira juga digunakan sebagai pusat berbagai kegiatan sosial seluruh anggota qala, khususnya selama malam musim dingin yang panjang, ketika seluruh anggota qala saling bercerita dan bernyanyi.
Di hujra dilangsungkan sohbat, yaitu suatu hidangan seadanya bagi setiap orang. Roti bundar tak beragi merupakan makanan pokoknya, termasuk daging kambing, daging domba, daging sapi, daging ayam, susu masam kental, nasi, dan buah-buahan.
Kehidupan sehari-hari berpusat di sekitar ladang, kebun dan kebun anggur, tempat mereka menggantungkan hidupnya. Di malam hari para pria berkumpul di hujra, khususnya di musim dingin.
Ketika cuaca berganti hangat, para pria akan berolahraga dan menari. Pacuan kuda, ghosai, dan buz-kashi merupakan olahraga yang populer. Ghosai adalah olahraga gulat yang seru dengan seorang pemain yang mencoba mencapai gawang dan dihalang-halangi oleh 9 anggota lainnya.
Setiap pemain meloncat dengan satu kaki dan dengan sebuah tangan menahan kaki yang satunya di belakang. BuzKashi adalah olahraga yang dimainkan oleh 2 tim dengan naik kuda.
Tarian nasional Afghanistan disebut attan. Seratus orang penari, kadangkadang Iebih, membentuk suatu lingkaran besar dengan genderang berada di tengah-tengah lingkaran itu. Pada awalnya, lingkaran itu kecil, lalu melebar berbarengan dengan tempo tabuhan yang kian cepat. Apabila tarian ini dimainkan oleh pria, mereka mungkin sambil membawa senjata atau pedang.
Di banyak kota, orang Afghan mulai menerima pakaian model Barat. Namun, di pedesaannya orang masih mengenakan pakaian tradisionalnya. Pada umumnya, pria Afghan mengenakan kemeja yang panjangnya sampai ke lutut, yang kadang kala disulam, di luar celana panjangnya.
Di musim panas dia mengenakan selendang katun di pundaknya, sedangkan di musim dingin dia mengenakan baju mantel wol panjang atau chapan. Ikat kepala yang paling populer adalah sorban yang dililitkan di sekitar kopiahnya yang dibordir, atau kopiah karakul (kulit kambing) tanpa memakai sorban.
Wanita Afghan biasanya memakai baju berlengan panjang yang panjangnya sampai ke mata kaki di luar celana panjang yang dibordir bagian kakinya. Kain besar atau chawdar menutup rambutnya.
Sebelum tahun 1959 wanita kota biasanya muncul dengan mengenakan chaderi, yaitu pakaian panjang yang mirip kantong sehingga menutup orang itu dari kepala sampai ke ibu jari kaki. Sehelai kain serupa jaring menutup mukanya sehingga masih memungkinkannya untuk melihat.
Namun, pada tahun 1959, pemerintah mengizinkan kaum wanita untuk muncul tanpa cadar di hadapan orang banyak jika dia mau. Sejak itu, perubahan besar terjadi terhadap baju dan kehidupan wanita Afghan.
Banyak wanita beralih memakai pakaian model Barat daripada mengenakan chaderi. Jumlah wanita yang bersekolah di universitas dan bekerja juga semakin meningkat. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1966, seorang wanita ditunjuk sebagai anggota kabinet.
Ekonomi Afghanistan
Afghanistan merupakan salah satu negara miskin di dunia. Kekayaannya berupa endapan mineral, hutan, dan produk pertanian. Di antara mineralnya adalah bijih besi, gas alam, tembaga, batu bara, kromit, minyak, lapis lazuli, sedikit endapan emas, perak, dan batu delima. Gas alam, yang terutama dijual ke Uni Soviet, merupakan ekspor utamanya.
Sebagian besar kekayaan hutan Afghanistan sudah ditebang menjadi potongan kayu, tetapi masih terdapat juga beberapa tanaman kacangkacangan yang menghasilkan buah kenari hijau, biji pinus, kenari, dan badam. Tanaman obat-obatan menghasilkan berbagai produk, seperti asafetida. dan minyak kastroli untuk dipakai di dalam negeri atau untuk ekspor.
Yang terpenting bagi ekonomi Afghanistan adalah penanaman tanaman pangan dan peternakan. (Lebih dari 80% penduduknya adalah petani dan penggembala). Semua jenis biji-bijian praktis dapat tumbuh di negeri ini.
Gandum merupakan tanaman utamanya. Tanaman buah-buahan juga berkembang banyak. Semangka, persik, aprikot, ara, apel, dan pir juga dapat tumbuh. Ekspor utamanya adalah buah-buahan kering. Ladang angur di Herat, Kapisa, dan Kandahar menghasilkan lebih dari 30 jenis anggur. Buah jeruk, padi, dan kapas juga ditanam.
Kini sebagian besar petani hidup menetap, tetapi para penggembala sapi, kambing, dan biri-biri masih berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari padang rumput. Biri-biri Karakul diternakkan untuk mendapatkan kulit anaknya yang masih muda. Bulu kulit ini sangat bernilai dan merupakan bahan ekspor terkemuka.
Industri modern Afghanistan masih dalam tahap perintis. Perkembangan itu telah dimulai dengan produksi tekstil, gula, dan bahan bangunan. Sebaliknya, industri rumah tangga, atau kerajinan rumah, telah ada selama berabad-abad. Permadani dan karpet Afghanistan yang terkenal dikerjakan di rumah-rumah.
Sejarah dan Pemerintahan Afghanistan
Pada sejarah awalnya, Afghanistan merupakan tempat tinggal suku bangsa nomadik. Selama berabad-abad, mereka dilanda berbagai serbuan Iskandar yang Agung pada abad ke-4 sebelum Masehi, Jenghis Khan pada abad ke-13, Timur Leng pada abad ke-14, Baber pada abad ke-16, dan Nadir Syah dari Persia pada abad ke-18.
Pada tahun 1747, suku Pushtun berhasil menyatukan berbagai suku menjadi suatu bangsa yang merdeka. Namun, selama abad ke-19, wilayah ini menjadi ajang perebutan antara Inggris dan Rusia, ketika kedua negara itu berusaha menguasai Asia Tengah.
Pada tahun 1879, Inggris mengalahkan Afghanistan sehingga berhak mengendalikan kebijakan luar negerinya. Perbatasannya dengan India dan Rusia disetujui pada tahun-tahun berikutnya.
Selama Perang Dunia I, negara ini mengambil sikap netral. Negara ini memperoleh kembali kendali terhadap berbagai masalah luar negerinya setelah Perang Inggris-Afghanistan yang ke-3.
Selama Perang Dunia II, negeri ini tetap bersikap netral. Kericuhan terjadi pada tahun 1947 antara Afghanistan dan Pakistan ketika wilayah yang dihuni suku Pushtun diklaim sebagai bagian dari Pakistan. Orang Afghan merasa bahwa wilayah itu seharusnya termasuk wilayah bebas. Masalah ini tetap sebagai sumber perselisihan yang berlarut-larut.
Pada tahun 1956, pemerintah Afghanistan memulai suatu program untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan sosial. Sarana transportasi dan perawatan kesehatan diperbaiki dan berbagai sekolah dibangun.
Bendungan, tandon air, dan terusan dibangun untuk menyediakan air bagi irigasi dan hidroelektrik. Pada tahun 1964, sebuah undang-undang yang diajukan oleh Raja Mohammad Zahir Syah disetujui sehingga Afghanistan menjadi suatu negara kerajaan konstitusional.
Namun, ketakpuasan politik dan keadaan ekonomi yang buruk mengakibatkan digulingkannya monarki oleh militer pada tahun 1973. Konstitusi ditangguhkan dan badan legislatif dibubarkan. Jenderal Mohammad Daoud Khan, pemimpin kudeta, memproklamasikan Afghanistan sebagai sebuah republik.
Berbagai Peristiwa Terakhir
Pada tahun 1978 terjadi kudeta militer lagi yang berakhir dengan tewasnya Daoud dan ratusan pengikutnya. Kaum militer mendirikan rezim sipil kiri, dengan mengundang banyak penasihat Soviet ke Afghanistan.
Namun, berbagai kelompok menentang pemerintahan baru ini, termasuk para petani dan para pemimpin Islam yang memprotes kebijakan reformasi lahan pemerintah.
Menjelang pertengahan tahun 1979, kelompok pemberontak menguasai sebagian besar daerah pedesaan. Kemudian Presiden Noor Mohammad Taraki digulingkan dan digantikan oleh Perdana Menteri Hafizullah Amin sebagai presiden, tetapi ia tidak mampu menjinakkan pemberontakan yang semakin meluas.
Pada bulan Desember 1979, ribuan tentara Soviet diterbangkan ke Afghanistan dan Amin terbunuh dalam suatu kudeta. Mantan Wakil Perdana Menteri Babrak Karmal kembali dari pengasingannya untuk memimpin pemerintahan.
Pada tahun 1986, Karmal diganti oleh Mohammad Najibullah sebagai pemimpin negara. Sekitar 110.000 tentara Soviet tetap berada di Afghanistan. Dengan dukungan mereka, pemerintah yang pro-Soviet mulai menguasai Kabul dan kota-kota lain.
Namun, sebagian besar pedesaan masih dikuasai oleh gerilyawan Islam (mujahidin) yang menentang kehadiran tentara Soviet. Sekitar 4.000.000 pengungsi Afghanistan melarikan diri, kebanyakan di antara mereka masuk ke negara tetangganya, Iran dan Pakistan.
Diulas oleh:
ABDUR-RAHMAN PAZHWAK, Mantan Wakil Afghanistan di Perserikatan Bangsa-Bangsa
Editor: Sejarah Negara Com