8 penghargaan Raymond Davis seorang fisikawan yang berbudi – Raymond Davis, J.r lahir di Washington, D.C pada tanggal 14 Oktober 1914. Ia adalah fisikawan asala Amerika yang mendapatkan Nobel Fisika tahun 2002. Ia dikenal sebagai fisikawan neutrino. Karier pendidikan Davis sangat cemerlang. Ia mendapatkan gelar B.S. di University of Mayland. Ia juga mendapatkan gelar M.S. di Universitas yang sama pada tahun 1940.
Setelah itu, Davis melanjutkan pendidikannya di Yale University dan mendapatkan gelar Ph.D. di bidang fisika pada tahun 1942. Setelah lulus dari Yale University, ia langsung bergabung dengan U.S. Army Air Force selama 4 tahun, dari tahun 1942 sampai 1946 sebelum bekerja sebagai ahli kimia di Monsanto Chemical Company’s Mound Laboratory (1946-1948).
Selepas keluar dari Monsanto Chemical Chompany, ia bergabung dengan departemen kimia Brookhaven National Laboratory. Di sana Davis menjadi ahli kimia senior sejak tahun 1964. Pada tahun 1985, ia bergabung dengan University Pennsylvania sebagai profesor penelitian astronomi sambil tetap membantu berbagai penelitian di Brookhaven National Laboratory.
Davis mulai penelitiannya mengenai neutrino (astrofisika) pada tahun 1950, saat para ilmuwan lain lebih memilih bidang lain karena belum populernya solar neutrino yang merupakan bidang baru kala itu.
John Bahcall dari Princeton University yang bekerja sama dengan Davis pernah mengemukakan bahwa saat itu semua ilmuwan teori maupun eksperimen yang secara serius menekuni penelitian neutrino dapat berkumpuyl bersama di dalam mobil Davis tanpa perlu berdesakan.
Neutrino adalah bidang yang sangat rumit dan menjadi topik yang kurang populer di kalangan fisikawan kala itu. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Davis sebagai bentuk dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan. Dedikasinya yang tinggi membuat banyak kalangan mulai melirik topik neutrino.
Ia berhasil meyakinkan banyak ilmuwan untuk mempelajari dan meneliti neutrino secara serius. Neutrino pernah dipresentasikan di hadapan Maurice Goldhaber, Direktur Brookhaven National Laboratory.
Goldhaber yang merupakan ahli fisika nuklir tidak pernah tertarik sedikitpun pada astrofisika. Dengan penuh percaya diri Raymond Davis mempresentasikan ide penelitian neutrinonya dari segi fisika nuklir tanpa sedikitpun menyebutkan aspek astrofisikanya.
Bahcall pernah mengatakan bahwa Davis pintar berpolitik. Andai saja Davis menyinggung astrofisika, pasti Goldhaber akan menolak idenya mentah-mentah.
Raymond Davis pun menggunakan strategi sesuai saran Bahcall. Akhirnya Davis berhasil meyakinkan Goldhaber dimana Goldhaber sangat menyukai ide-ide baru dalam fisika. Davis menggunakan strategi itu untuk mencari dukungan pembiayaan penelitian fisika nuklir dan eksperimen tentang solar neutrino.
Kecintaannya pada dunia penelitian telah menempatkan Davis sebagai anggota National Academy of Sciences dan National Aeronautics and Space Administration. Selain itu, Davis juga mengoleksi berbagai penghargaan ilmiah, antara lain sebagai berikut:
- Pregel Prize (New York Academy of Sciences, 1957)
- Comstock Prize (National Academy of Sciences, 1978)
- American Chemical Society Award for Nuclear Application in Chemistry, (1979)
- Tom’s Bonner Prize (American Physical Society, 1988)
- W.K.H Panofsky Prize (American Physical Society, 1992)
- George Ellery Hale Prize (American Astronomical Society, 1996)
- Bruno Pontecorvo Prize (Russian Academy of Sciences, 1999)
- Wolf Prize (2000)
Pada tahun 2001, Presiden George W. Brush menganugerahinya National Medal of Science. Dan bersama Masa toshi Koshiba serta Riccardo Giacconi, Davis menerima Nobel Fisik tahun 2002.
Davis dikenal sebagai peneliti yang sabar, ramah, dan murah hati. Ia tidak pernah membedakan status seseorang. Ia selalu memberikan penghormatan setinggi-tingginya bagi orang lain, baik mahasiswa, dosen, profesor, ataupun peneliti lainnya.
Salah seorang temannya, John Bahcall mengatakan bahwa sosok Raymond Davis adalah pribadi yang tidak pernah kehilangan kesabaran maupun marah dalam setiap diskusi.
Raymond Davis dikagumi sebagai seorang manusia berbudi dan seorang peneliti berbakat. Ia kini tinggal di Bllue Point, New York, bersama istrinya, Anna Tomre yang dinikahinya pada tahun 1948. Pasangan ini memiliki 5 orang anak dan sembilan cucu.
Selanjutnya baca Penelitian Raymond Davis tentang neutrino, yang sanggup melambungkan nama seorang Davis yang tercatat dalam sejarah ilmuwan dunia.