Pakaian adat 34 provinsi – Negara Republik Indonesia tercinta merupakan negara yang kaya, baik sumber daya alam, bahasa, seni, budaya dan masih banyak lagi yang kita telusuri berbagai kekayaan yang dimiliki oleh bumi dan penduduk nusantara. Jika dibahas semuanya akan sangat panjang, untuk itu kali ini admin Sejarah Negara hanya akan mengulas 34 pakaian tradisional di setiap provinsi saja.
Pembahasan pakaian khas setiap provinsi ini hanya kami rangkum saja, mengingat jika dijelaskan satu-persatu secara rinci mungkin seminggu tidak akan selesai. Tulisan kami pun akan terlalu panjang, jenuh bukan membaca semuanya?
Berikut rangkuman pakaian tradisional di 34 provinsi Indonesia lengkap dengan gambar dan nama pakaiannya.
1. Aceh
Provinsi aceh memiliki pakaian tradisional bernama Ulee Balang. Pakaian ini dibedakan menjadi dua, yaitu pria dan wanita. Pakaian pria namanya Baju Linto Baro, dan pakaian wanita dinamakan Baju Daro Baro. Konon, baju adat ini hanya digunakan oleh para pembesar kerajaan, dan di zaman modern ini keduanya sering dikenakan oleh sepasang pengantin.
Jika diperhatikan secara seksama, pakaian tradisional Aceh ini memiliki ciri khas sendiri yang tidak ditemukan di provinsi lain. Pembahasan selengkapnya mengenai pakaian Aceh ini silahkan kunjungi artikel: Pakaian Adat Aceh Lengkap
2. Sumatera Utara
Penduduk Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak sub suku bangsa seperti suku Batak, suku Nias, dan suku Melayu. Namun, di Sumut suku yang paling dominan adalah adalah suku Batak, dengan pakaian tradisionalnya bernama kain ulos.
Jika anda suka mengisi teka-teki silang, admin yakin sering terdapat pertanyaan kain ulos ini. Kain ini menjadi pakaian khas Sumatera Utara di kancah nusantara. Penjelasan lebih lengkap silahkan kunjungi artikel: Pakaian Adat Sumatera Utara Lengkap
3. Riau
Masyarakat Provinsi Riau memiliki 4 jenis pakaian tradisional, dimana pakaian ini hanya dikenakan menurut kepentingan. Tetapi, meski demikian pakaian tradisional Melayu Riaulah yang menjadi identitas di kancah nasional.
Pembahasan lengkap baca di artikel: Pakaian Adat Riau Lengkap
4. Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat identik dengan Suku Minangkabau, dengan rumah gadangnya yang khas dengan bagian ujungnya terdapat elemen mirip dengan tanduk kerbau. Ikon ini juga terdapat pada pakaian tradisional Sumatera Barat terutama pada penutup kepala wanita Minang.
Pakaian adat Sumatera Barat bernama Bundo Kanduang. Pakaian tersebut bernilai filosofi tinggi, bahwa seorang seorang ibu haruslah menjadi tiang penyangga utuhnya sebuah rumah tangga yang kuat.
Pembahasan selengkapnya dapat anda baca di artikel: Pakaian Adat Sumatera Barat
5. Kepulauan Riau
Kebudayaan Kepulauan Riau banyak dipengaruhi oleh budaya pendatang seperti budaya Eropa, budaya Arab, dan budaya China. Proses. Dengan adanya bangsa pendatang yang masuk, maka terjadi proses akulturasi dengan budaya lokal.
Akulturasi budaya tersebut menghasilkan budaya baru yang unik dan khas. Salah satu hasilnya tercermin pada pakaian tradisional di provinsi tersebut. Pakaian khas Kepulauan Riau adalah kebaya labuh dan teluk belanga. Pembahasan selengkapnya silahkan kunjungi: 2 Jenis Pakaian adat Kepulauan Riau Lengkap
6. Bangka Belitung
Di Provinsi Bangka Belitung terdapat pakaian adat namanya baju seting dan kain cual. Menurut para peneliti sejarah, pakaian ini diduga mendapat pengaruh dari budaya masyarakat Arab, China, dan Melayu di masa silam.
Meski pulaunya tidak begitu besar, namun Bangka Belitung terletak di tempat yang strategis, sehingga mengundang para pedagang yang berlayar untuk singgah di pulau ini. Konon pulau ini sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia ketika sedang melakukan pelayaran. Ulasan selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Bangka Belitung Lengkap
7. Jambi
Provinsi Jambi memiliki pakaian tradisional yang beragam. Tetapi, yang menjadi ikon resmi atau identitas Jambi di kancah nasional adalah Pakaian tradisional melayu Jambi, berupa sepasang pakaian pengantin adat. Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Jambi
8. Bengkulu
Di Bengkulu terdapat beberapa suku asli yang merupakan bagian dari sub Suku Melayu, yaitu: suku Serawai, Suku Rejang, Suku Lembak, dan Suku Pekal. Maka tak mengherankan jika adat dan budaya suku-suku tersebut bersumber dari budaya Melayu.
Namun, budaya Melayu Bengkulu terdapat perbedaan dengan budaya Melayu asli. Perbedaan tersebut tercipta karena adanya pengaruh dari alam yang memungkinkan adanya penambahan atau bahkan pengurangan dari budaya Melayu. Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Bengkulu Yang Unik
9. Sumatera Selatan
Di Sumatera Selatan terdapat dua jenis gaya pakaian adat Palembang yang cukup dikenal di nusantara, yaitu: Aesan Geda dan Aesan Pasangko. Kedua pakaian tradisional tersebut bukan tanpa makna, Aesan gede merupakan pakaian yang melambangkan keagungan, sedangkan aesan pasangko merupakan pakaian yang melambangkan keanggunan.
Pada zaman kerajaan, pakaian tradisional merupakan perlambang keagungan dan keagungan tersebut hanya boleh dikenakan oleh raja dan para pembesar kerajaan.
Tetapi di zaman modern ini pakaian ini telah umum dikenakan oleh sepasang pengantin pada saat melakukan upacara pernikahannya. Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Sumatera Selatan
10. Lampung
Pakaian tradisional Lampung tidak memiliki nama khusus, hanya saja masyarakat setempat menghiasi pakaian khas mereka dengan berbagai pernik kain yang umumnya terbuat dari bahan kain tapis. Kain tapis adalah kain yang ditenun dengan alat tenun tradisional khas Lampung, dengan menonjolkan warna emas sebagai warna utamanya, dengan berbagai macam motif. Di bawah ini adalah gambar sepasang pengantin Lampung yang sedang mengenakan pakaian adatnya.
Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Lampung
11. Banten
Kebudayaan Provinsi Banten mirip dengan kebudayaan Sunda di Jawa Barat. Hal ini bisa kita lihat dari ragam dan jenis pakaian tradisional yang dikenakan oleh penduduknya.
Pakaian adat Banten bernama baju panganten. Seperti sebutannya, pakaian ini hanya dikenakan oleh pengantin yang sedang melakukan upacara pernikahan mereka. Di bawah ini adalah gambar pakaian adat Pengantin Banten.
Seperti telah disinggung di atas, baik bentuk, motif maupun desain pakaian tradisional Banten hampir serupa dengan pakaian khas masyarakat Sunda.
Pria Banten mengenakan baju koko berkerah, di bagian bawah mengenakan kain batik, mengenakan penutup kepala berupa kembang goyang, serta selendang sebagai ikat pinggangnya. Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Banten
12. Jakarta
Jika dilihat dari sejarahnya Jakarta tidak memiliki satu suku asli. Namun, di sana kita kenal dengan suku Betawi, merupakan suku pertama yang bermukim dan tinggal di wilayah DKI Jakarta. Karena itulah, maka kebudayaan di Jakarta tidak lepas dari budaya Suku Betawi, salah satunya adalah pakaian adatnya. Terdapat beberapa jenis pakaian tradisional Betawi, tergantung dari kepentingan penggunaanya. Di bawah ini adalah gambar pengantin yang sedang mengenakan pakaian tradisional Betawi:
Namun pakaian Betawi yang lazim dikenal adalah baju pengantin bernama Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. Selengkapnya silahkan kunjungi: Pakaian Adat Betawi
13. Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat (Sunda) dikenal beragam jenis pakaian tradisional yang dikenakan berdasarkan pada fungsi, umur, dan strata sosial pemakainya. Namun, karena sikon, pembahasan selengkapnya akan kami buat di halaman mandiri agar lebih jelas.
Khusus untuk pernikahan, pengantin Suku Sunda mengenakan pakaian yang disebut pakaian Sukapura. Pembahasan lengkap mengenai pakaian tradisional ini bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Jawa Barat
14. Jawa Tengah
Admin sendiri kelahiran asli Jawa Tengah, khususnya Solo. Terdapat banyak jenis pakaian tradisional yang dikenal, namun jenis pakaian khas adat yang paling terkenal sekaligus menjadi ikon Jawa Tengah adalah pakaian Jawi Jangkep dan Kebaya. Agar lebih jelas, di bawah ini kami sertakan gambar pengantin Jawa Tengah yang sedang mengenakan pakaian adatnya.
Pembahasan lengkap mengenai pakaian adat ini bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Jawa Tengah
15. Yogyakarta
Dalam sejarahnya, antara Kerajaan Mataram Surakarta mengalami perpecahan. Hal ini merupakan politik adu domba bangsa Belanda. Mengingat Kerajaan Mataram merupakan kerajaan terbesar di Jawa waktu itu, maka Belanda melakukan daya upaya untuk memecahnya agar mudah untuk ditundukkan dengan membuat sebuah perjanjian, yaitu perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Dari perjanjian tersebut melahirkan Surakarta dan Yogyakarta.
Wilayah Surakarta menjadi wilayah Paku Buwono dan Yogyakarta menjadi wilayah Pangeran Mangkubumi. Selengkapnya tentang sejarah ini, silahkan baca artikel: Kerajaan Mataram Islam
Dengan menilik pada sejarah tersebut, maka tak mengherankan jika adat dan budaya keduanya tidak jauh berbeda, salah satunya adalah pakaian tradisional. Di Yogyakarta, juga terdapat banyak ragam pakaian tradisi. Tetapi, yang paling sering dikenakan adalah pakaian rakyat. Pakaian khas pria Jogja adalah baju sorjan, kain batik, dan blangkon sebagai penutup kepala.
Sedangkan pakaian wanita Jogja,mengenakan kebaya, kain batik, serta sanggul rambut yang ditata unik dan rapi. Pembahasan selengkapnya bisa anda baca di artikel: Jenis Pakaian Adat Yogyakarta
16. Jawa Timur
Tahukah anda bahwa pakaian tradisional Jawa Timur bernama baju pesaan dan baju mantenan. Admin sendiri baru tahu ketika browsing. Menurut sumber yang admin dapat, baju pesaan sebenarnya merupakan pakaian khas masyarakat Madura. Pakaian ini melambangkan keberanian dan kekuatan suku Madura, Jawa Timur.
Pakaian adat Jawa Timur paling tampak ketika mempelai mengenakan pakaian khusus untuk pengantin yang digunakan saat upacara pernikahan. Di bawah ini merupakan gambar pengantin Jawa Timur yang tengah mengenakan baju mantenan.
Pembahasan lengkap mengenai pakaian adat ini bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
Suku Dayak dan Suku Melayu merupakan suku yang dominan di Provinsi Kalimantan Barat. Tetapi, kedua suku tersebut memiliki perbedaan dalam hal pakaian khasnya. Pakaian tradisional Suku Dayak bernama King Bibinge dan King Baba. King Bibinge pakaian untuk wanita Dayak, King Baba pakaian yang biasa dikenakan para pria Suku Dayak.
King Bibinge dan King Baba terbuat dari kulit kayu, dilengkapi dengan kalung, manik-manik, penutup kepalanya terbuat dari bulu burung, biji-bijian, dan bahan alami yang didapat dari alam. Pembahasan selengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah
Seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah mayoritas penduduknya juga di dominasi oleh Suku Dayak, namun suku Dayak Ngaju. Pakaian khas sub suku Dayak ini disebut baju sangkarut. Baju ini berbentuk seperti baju rompi dengan bahan dasar serat kulit kayu.
Untuk mempercantik tampilannya, baju tersebut dicat sedemikian rupa menggunakan pewarna alami dengan hiasan pernik uang logam, kancing, dan kulit trenggiling. Sedangkan bagian bawah mengenakan pakaian yang disebut cawat. Di bawah ini adalah gambar pakaian tradisional Kalimantan Tengah.
Pembahasan selengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Kalimantan Tengah
19. Kalimantan Selatan
Jika Kalbar dan Kalteng didominasi oleh Suku Dayak, lain halnya dengan Kalimantan Selatan. Masyarakat provinsi ini didominasi oleh suku Banjar. Terdapat empat jenis baju adat di Kalsel, yaitu:
- Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
- Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
- Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
- Pangantin Babaju Kubaya Panjang
Untuk bentuk dan wujud pakaian tersebut bisa anda lihat pada gambar di bawah ini:
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Kalimantan Selatan
20. Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur tersusun dari dua entitas besar, yaitu suku Dayak dan Suku Kutai. Tetapi, keduanya memiliki pakaian tradisional yang berbeda. Pakaian khas Suku Dayak bernama Ta’a dan Sapei Sapaq, sedangkan pakaian Suku Kutai bernama baju kustim. Di bawah ini adalah gambar pakaian khas Kalimantan Timur.
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Kalimantan Timur
21. Kalimantan Utara
Provinsi Kalimantan Utara (Kalut) merupakan provinsi termuda yang merupakan pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur. Maka dari itu tak mengherankan jika budaya masyarakat kedua provinsi tersebut tidak jauh berbeda.
Pakaian tradisional Kalimantan Utara sama persis dengan baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a khas Kaltim. Namun demikian, baju Sapei Sapaq dan Taa di Kalimantan Utara mempunyai ciri khusus. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Kalimantan Utara
22. Sulawesi Barat
Di provinsi Sulawesi Barat terdapat empat suku bangsa, yaitu: suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar, dan suku Toraja. Namun dari keempat suku tersebut, suku Mandarlah yang paling mendominasi, yaitu sekitar 50%.
Oleh karenanya pakaian tradisional Sulawesi Barat banyak dipengaruhi oleh budaya suku Mandar. Pada masa kerajaan pakaian khas Suku Mandar adalah Pattuqduq Towaine.
Pakaian khas wanita Mandar berbentuk baju kurung, terdapat beragam aksesoris dengan bahan dasarnya terbuat dari logam. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Sulawesi Barat
23. Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) terdapat banyak jenis pakaian tradisional, namun hanya beberapa saja yang paling dikenal, yaitu: Baju Bodo. Baju Bodo merupakan baju sangat sederhana, dengan jahitan yang sangat minim.
Baju Bodo dianggap sebagai baju paling tua dan tercantum dalam Kitab Patuntung. Kitab Patuntung merupakan peninggalan nenek moyang suku Makassar. Baju Bodo biasanya dihiasi dengan berbagai aksesoris yang terbuat dari logam. Karena kemajuan zaman, baju Bodo saat ini hanya dikenakan pada saat upacara adat. Selengkapnya silahkan baca: Pakaian Adat Sulawesi Selatan
24. Sulawesi Tengah
Masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah merupakan masyarakat heterogen. Di sana terdapat delapan suku besar, yaitu:
- suku Kaili
- suku Mori
- suku Bugis
- suku Toli Toli
- suku Babasal
- suku Saluan
- suku Gorontalo
- suku Pamona
Delapan suku tersebut masing-masing memiliki budaya yang khas.
Namun, untuk pakaian tradisional Sulawesi Tengah, kita hanya dapat merujuk pada pakaian khas suku Kaili bernama Baju Nggembe dan Baju Koje. Baju ini merupakan baju adat khusus wanita atau remaja putri, sedangkan baju adat prianya disebut Baju Koje.
Baju Nggembe dan Baju Koje biasanya hanya dikenakan pada saat pesta dan upacara adat. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Sulawesi Tengah
25. Sulawesi Tenggara
Masyarakat Sulawesi Tenggara didominasi oleh suku Tolaki. Pakaian tradisionalnya bernama Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai. Babu Nggawi pakaian khusus untuk pengantin Wanita, sedangkan Babu Nggawi Langgai pakaian khusus untuk pengantin pria. Kedua pakaian merupakan ikon pakaian khas Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
26. Sulawesi Utara
Pakaian Laku Tepu dari suku Sangihe Talaud merupakan pakaian tradisional Provinsi Sulawesi Utara. Pakaian Laku Tepu terbuat dari bahan serat kofo, yaitu sejenis tanaman pisang yang mempunyai serat batang yang kuat.
Kadua pakaian ini biasanya hanya dikenakan pada saat upacara Tulude. Pakaian khas Laku tepu merupakan pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit, dilengkapi dengan ikat pinggang disebut popehe, penutup kepala disebut paporong, selendang di bahu disebut bandang, dan rok rumbai disebut kahiwu. Biasanya dikenakan oleh wanita maupun para pria dengan warna cerah, seperti kuning, merah, ataupun hijau.
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Sulawesi Utara
27. Gorontalo
Pakaian tradisional Gorontalo bernama Mukuta dan Biliu dari suku Gorontalo. Pakaian khas tersebut biasanya hanya dikenakan pada saat upacara pernikahan. Mempelai pria mengenakan pakaian Mukuta dan mempelai wanita mengenakan Biliu. Pakaian tersebut menggunakan warna hijau, merah tua, dan ungu. Bukan tanpa makna, setiap warna tersebut menunjukkan kelas kasta yang mengenakannya.
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Gorontalo
28. Maluku
Pakaian tradisional Maluku bernama baju cele atau kain salele. Baju cele berupa baju sederhana yang mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku. Warnanya merah terang dengan motif garis-garis geometris warna emas atau perak yang terbuat dari kain tebal.
Baju cele yang dikenakan wanita, umumnya dipadukan dengan kain kebaya atau sarung tenun dengan warna yang sama. Sedangkan baju cele untuk para pria, bentuknya menyerupai jas yang dikenakan bersama dengan kemeja sebagai pakaian dalam dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya.
Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Maluku
29. Maluku Utara
Pakaian tradisional Maluku Utara ada empat jenis, tetapi yang paling unik, khas dan dikenal di nusantara Manteren Lamo dan Kimun Gia. Pada zaman kerajaan, manteren lamo hanya dikenakan oleh sultan dan sedangkan kimun gia digunakan oleh permaisuri kerajaan Ternate dan Tidore.
Pada kedua pakaian tradisional ini biasanya disematkan beragam pernik yang menunjukan kemewahan, seperti mahkota, cincin, konde, gelang, dan berbagai aksesoris yang terbuat dari emas. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Maluku Utara
30. Bali
Pernahkah anda mendengar apa nama pakaian tradisional Bali? Ternyata tak ada nama khusus untuk pakaian khas Bali. Karenanya, saat para wisatawan asing menanyakan tentang hal ini, masyarakat Bali biasanya akan kebingungan untuk menjawabnya.
Orang Bali hanya akan menyebutnya dengan nama pakaian tradisional Bali, tetapi dengan menjelaskan nama-nama aksesoris yang disematkan bersama pakaian tersebut dan fungsinya. Pakaian khas Bali untuk pria terdiri dari beberapa aksesoris, antara lain udeng (ikat kepala), baju, saput (kampuh), dan umpal (selendang pengikat).
Sedangkan pakaian tradisi wanita Bali terdiri atas kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga yang disematkan di rambut. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Bali
31. NTB
Penduduk mayoritas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Suku Sasak dan Suku Bimat. Meski mereka hidup berdampingan dalam satu provinsi, namun budaya keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, salah satunya dalam hal pakaian tradisional.
Dalam kancah nasional, pakaian tradisional yang acap kali menjadi ikon Nusa Tenggara Barat adalah pakaian Lambung dan Pegon, yang merupakan pakaian khas Suku Sasak. Para wanita mengenakan Lambung, sedangkan para prianya mengenakan Pegon.
Pakaian khas tersebut biasa dikenakan saat acara adat, seperti upacara penyambutan tamu, upacara mendakin, dan upacara nyongkol. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat NTB
32. NTT
Terdapat tujuh suku bangsa di Provinsi NTT, yaitu:
- suku Rote
- suku Helong
- suku Sabu
- suku Atoni atau Dawan
- suku Sumba
- suku Manggarai
- suku Lio
Dari setiap suku tersebut masing-masing memiliki pakaian tradisional yang khas. Namun dalam dikancah nasional, pakaian khas NTT yang paling di kenal adalah pakaian tradisi Suku Rote.
Karena desainnya yang sangat estetis inilah maka pakaian ini begitu dikenal. Salah satu keunikan pakaian tradisional tersebut terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga berupa sebuah penutup kepala berbentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang terbuat dari daun lontar kering.
Selain karena penampilannya, topi adat suku Rote dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat NTT
33. Papua Barat
Pernah mendengar pakaian tradisional Ewer? Itulah nama pakaian khas Papua Barat. Pakaian tersebut murni terbuat dari jerami yang dikeringkan. Karena kemajuan zaman, pakaian tersebut kemudian dilengkapi dengan kain sebagai pakaian atasnya.
Sekarang bahan jerami hanya digunakan sebagai bahan bawahan rok untuk para wanitanya. Rok tersebut terbuat dari serat-serat tumbuhan kemudian dirangkai menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan 2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek.
Kemudian agar lebih kuat, digunakan ikat pinggang terbuat dari kulit kayu yang diukir. Motif ukirannya sederhana dan tidak rumit. Motifnya kotak dengan susunan yang geometris. Pembahasan lengkapnya bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Papua Barat
34. Papua
Pakaian tradisional masyarakat Papua 100% terbuat dari bahan alami. Cara pembuatan sangat sederhana. Pakaian khas Papua bernama koteka dan rok rumbai.
Koteka adalah penutup alat pria yang merupakan pakaian tradisional laki-laki Papua. Bentuknya selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Bahan koteka adalah buah labu air tua yang telah dikeringkan dan biji dan daging buahnya dibuang. Pembahasan lengkapnya ini bisa anda baca di artikel: Pakaian Adat Papua
Demikian 34 gambar Pakaian Adat di Indonesia Lengkap 34 Provinsi, begitu panjang memang, semoga menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita sebagai warga negara Republik Indonesia.