Sejarah Negara Com – Dengan keputusan Presiden Nomor 291 Tahun 1965 Indonesia, mulai tanggal 21 September 1965 Partai Murba dibubarkan.
Sebelumnya, Partai Musyawarah Rakyat Banyak yang disingkat Murba tersebut, telah dibubarkan dan dilarang melakukan kegiatan apapun berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1/KOTI/1965 tanggal 6 Januari 1965.
Pembubaran Partai Murba adalah salah satu puncak usaha PKI untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Terhadap parpol dan ormas besar yang landasan ideologinya berbeda, dilakukan infiltrasi baik fisik maupun ideologis, agar kemudian dapat dikendalikan, misalnya Partindo, Baperki, HSI dan lain-lain.
Parpol dan ormas-ormas lain diusahakan oleh PKI untuk menetralisasinya sehingga maksimal tidak anti PKI, minimal tidak menghalangi gerakan-gerakan PKI.
Organisasi massa non-partai juga telah berhasil dipecah-pecah oleh PKI, seperti IPPI Robi-Sumolang dan IPPI Pancasila dan PGRI (vaksentral dan nonvaksentral). Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) juga dicoba untuk dihancurkan.
PKI melancarkan pula kampanya terhadap Badan Pendukung Soekarnoisme (BPS) serta Manifes Kebudayaan. Manifes Kebudayaan dikeluarkan oleh sekelompok budayawan dan seniman yang menolak realisme sosialis, menolak kultus individu dan menolak pendewaan revolusi.
Dengan caranya sendiri mereka berusaha memecahkan belenggu absolutisme PKI yang mengekang kegiatan kreatif mereka.
Baik BPS maupun Manifes Kebudayaan yang oleh PKI disingkat dengan Manikebu, kemudian dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah. Larangan terhadap BPS dan Manifes Kebudayaan ini merupakan salah satu puncak kemenangan PKI dalam usaha menyingkirkan lawan-lawannya dibidang ideologi dan kebudayaan.
Berita di koran-koran waktu itu menunjukkan betapa gencarnya kampanye PKI untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Sebagai contoh koran Antara yang menuliskan: Wakil Sekjen PB Front Nasional Anwar Sanusi atas nama Menteri Sekjen Front Nasional dalam sambutannya pada penutupan Latihan Sukarelawan Bantuan Tempur, bulan September mengatakan bahwa “kita sekarang berada dalam situasi di mana Ibu Pertiwi sedang berada dalam hamil tua”.
Baca juga: Persiapan kudeta PKI