Melacak jejak sejarah Indonesia – Negara Indonesia adalah negara yang memiliki sejarah yang panjang. Sampai kapanpun sejarah nusantara takkan lapuk di makan usia. Mulai zaman prasejarah (sebelum manusia mengenal tulisan), sejarah kerajaan, sejarah penjajahan, hingga sejarah kemerdekaan Indonesia.
Peninggalan sejarah
Peninggalan sejarah merupakan benda-benda budaya manusia dari masa yang telah lampau. Berbagai peninggalan manusia ini dapat berwujud beraneka macam dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia pada masa itu.
Peninggalan sejarah yang dikenal dalam masyarakat Indonesia dalam bentuk bangunan antara lain bangunan punden berundak, (zaman batu besar), bangunan candi (zaman Hindu-Buddha), istana (kraton), masjid (masa Islam) dan lain sebagainya.
Ada juga peninggalan sejarah yang berupa peralatan kerja seperti kepala batu (zaman prasejarah), keris, tombak dari logam (zaman Hindu dan Islam), dan lain-lain.
Peninggalan sejarah yang berwujud perhiasan sangat beragam dan bahan dasar yang digunakannya bisa berasal dari tembaga, perunggu, kuningan, perak, maupun emas.
Monumen peringatan peristiwa bersejarah
Monumen peringatan adalah sebuah bangunan tugu yang dibangun sebagai tanda bahwa di tempat itu pernah terjadi suatu peristiwa besar. Pendirian monumen bertujuan untuk mengenang peristiwa yang telah terjadi di tempat tersebut. Juga digunakan sebagai tanda untuk menyampaikan pesan kepada generasi penerus bangsa yang tidak pernah mengalami peristiwa seperti itu.
Wilayah Indonesia banyak terdapat monumen peringatan sebagai tanda bahwa pada daerah tersebut telah terjadi peristiwa bersejarah, seperti Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta, Monumen Trikora di Makassar, Monumen Sepuluh November di Surabaya, dan lain-lain.
Kronologi sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia berlangsung dari sejak adanya kehidupan manusia di wilayah Indonesia hingga sekarang. Untuk mengetahui perkembangan sejarah Indonesia hendaknya disusun berdasarkan urutan-urutan peristiwa dari masa lampau hingga sekarang. Dengan demikian, kronologi sejarah Indonesia dapat diketahui dengan jelas.
Masa prasejarah
Dalam masa ini dibahas berbagai peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia, baik tentang asal mula munculnya bumi ini, asal mula munculnya jenis-jenis manusia purba di Indonesia, peralatan yang digunakan, kehidupan sosial, kehidupan budaya, kehidupan ekonomi, maupun munculnya kepercayaan awal dalam kehidupan manusia di Indonesia.
Namun, untuk mengetahui keberadaan masyarakat Indonesia dari masa sebelum mengenal tulisan, para ahli hanya dapat melihat dari benda-benda budaya yang ditinggalkannya.
Melalui benda-benda budaya yang ditinggalkannya itu, para ahli berusaha membuat suatu tafsiran-tafsiran yang mendekati kebenaran dari keberadaan manusia pada masa itu.
Masa sebelum mengenal tulisan merupakan masa yang sangat panjang. Masa ini berlangsung sejak adanya manusia hingga ditemukannya tulisan. Untuk mempermudah pemahaman, maka masa itu dibedakan atas zaman batu dan zaman logam.
Zaman batu merupakan zaman yang berlangsung cukup lama, sehingga untuk memudahkannya maka para ahli sejarah membagi masa tersebut berdasarkan alat-alat kebudayaan yang ditinggalkannya.
- Zaman Batu Tua Paleolitikum
- Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
- Zaman Batu Muda (Neolitikum)
- Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Sedangkan zaman logam dibedakan atas beberapa zaman, yaitu :
- Zaman Tembaga
- Zaman Perunggu
- Zaman Besi.
Dari zaman-zaman tersebut, hanya zaman Tembaga yang tidak pernah berkembang di Indonesia, sehingga Indonesia mengenal zaman logam berawal dari zaman perunggu.
Perkembangan pengaruh Hindu dan Buddha
Berkembangnya pengaruh Hindu dan Buddha di Indonesia berawal dari terjalinnya hubungan perdagangan antara India dan Cina melalui wilayah Indonesia.
Dalam hubungan perdagangan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung bangsa Indonesia ikut ambil bagian. Hal ini disebabkan karena daerahnya dilalui oleh para pelayar baik dari India maupun Cina.
Akibat hubungan tersebut, bangsa Indonesia mulai mendapat pengaruh budaya baru, yaitu budaya Hindu-Buddha dari India. Namun, tidak semua budaya baru tersebut diserap bangsa Indonesia.
Dengan masuknya budaya baru ini, maka pada abad ke-4 Masehi di wilayah Indonesia muncul kerajaan yang mendapat pengaruh dari India, yaitu Kerajaan Kutai, di Kalimantan Timur.
Sistem pemerintahan pada kerajaan-kerajaan tersebut mengadopsi aturan dari kerajaan-kerajaan yang ada di India. Misalnya pergantian kekuasaan raja dilakukan secara turun-temurun, seorang raja dibantu oleh para pejabat istana.
Perkembangan pengaruh Islam
Masuk dan berkembangnya pengaruh Islam ke wilayah Indonesia juga melalui jalur pelayaran dan perdagangan. Lebih jauh lagi, sejarah Indonesia mencatat bahwa para pedagang Arab telah melakukan hubungan perdagangan dengan wilayah Indonesia sejak abad ke-7 M, yaitu ketika berkuasanya Kerajaan Sriwijaya.
Terdapat pula berita yang menyatakan bahwa di pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya telah terdapat perkampungan orang-orang Arab, sebagai tempat tinggal sementara sambil menunggu musim berlayar.
Perkembangan pengaruh Islam terhadap wilayah Indonesia semakin bertambah pesat setelah berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.
Ketika berdiri kerajaan tersebut, wilayah Indonesia berada di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit, bahkan Kerajaan Samudera Pasai juga berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Tetapi Kerajaan Samudera Pasai diberikan kesempatan untuk berkembang. Hal ini merupakan cermin dari Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) yang terdapat dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Pengaruh Islam juga besar peranannya dalam bidang kehidupan masyarakat Indonesia khususnya dalam bidang sosial-budaya. Pengaruh Islam dalam bidang sosial budaya tercermin dengan dihapuskannya tingkatan-tingkatan atau kasta dalam kehidupan masyarakat.
Dengan begitu dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama. Pengaruh Islam juga terlihat dari banyaknya gubahan-gubahan sastra yang berasal dari sastra Hindu dikembangkan pada masa kekuasaan Islam. Dalam seni bangunan terjadi akulturasi antara budaya Hindu dan budaya Islam yang terlihat pada atap masjid yang bertumpang.
Masa kolonial di Indonesia
Wilayah Indonesia pada waktu itu merupakan pusat daerah penghasil rempah-rempah. Banyak pedagang dari luar Indonesia mencari rempah-rempah ke Indonesia.
Para pedagang bangsa Eropa yang datang ke wilayah Indonesia tidak hanya untuk berdagang dan mencari rempah-rempah, melainkan mereka juga melakukan penguasaan terhadap daerah-daerah yang disinggahinya.
Penguasaan terhadap daerah-daerah inilah yang kemudian menimbulkan sistem kolonial atau penjajahan. Bangsa-bangsa Eropa yang pernah menguasai wilayah Indonesia antara lain: Portugis, Belanda (VOC), Perancis (Daendels), Inggris (Raffles), kolonial Belanda.
Pada masa kekuasaan pemerintahan kolonial itu muncul berbagai perlawanan bangsa Indonesia dari berbagai daerah.
Namun, perlawanan-perlawanan tersebut tidak pernah berhasil mengusir pemerintahan kolonial dari wilayah Indonesia. Penguasa kolonial sering mempergunakan politik adu domba (divide et impera) ketika menghadapi setiap perlawanan bangsa Indonesia.
Setiap perlawanan tersebut tidak dapat mengakhiri kekuasaan kaum kolonial terutama Belanda di Indonesia, bahkan kedudukan Belanda semakin bertambah kuat.
Hal ini disebabkan belum adanya rasa persatuan di antara daerah-daerah yang berperang. Selain itu, persenjataan yang dimiliki masih sangat sederhana, sehingga tidak dapat mengimbangi kaum kolonial.
Pergerakan nasional
Sejak pemerintah kolonial Belanda melaksanakan politik etis, bangsa Indonesia mulai mengenal pendidikan, walaupun dalam tingkat yang masih rendah. Tetapi pada masyarakat tertentu diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Akibat dari perkembangan pendidikan ini muncullah golongan terpelajar maupun golongan intelektual.
Golongan terpelajar dan intelektual ini mulai menyadari keberadaan dan kehidupan bangsanya di bawah penindasan kaum penjajah. Mereka berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah. Golongan terpelajar atau kaum intelektual tersebut mulai memikirkan cara melawan penjajah.
Kemudian mereka mulai menghimpun kekuatannya dengan membentuk berbagai organisasi pergerakan. Organisasi yang menjadi pelopor pergerakan kebangsaan Indonesia adalah Budi Utomo yang berdiri tanggal 20 Mei 1908.
Setelah organisasi Budi Utomo berdiri, muncul organisasi-organisasi lain dengan dasar perjuangan yang berbeda meskipun tujuannya sama. Antara lain : Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI), Indische Partij (IP), Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partindo (Partai Indonesia), Parindra (Partai Indonesia Raya) dan partai-partai pergerakan lainnya.
Selengkapnya baca: Organisasi masa kebangkitan nasional Indonesia
Organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia mendapat pengawasan ketat dari pemerintah kolonial Belanda, sehingga ruang geraknya pun semakin terbatas. Keadaan seperti itu berlangsung sampai masuknya Jepang tahun 1942.
Kolonialisme Jepang di Indonesia
Kedatangan Jepang dengan propaganda-propaganda yang dilakukannya telah menarik perhatian rakyat Indonesia, sehingga mereka mau membantu Jepang mengusir Belanda.
Pemerintah Jepang memberikan kebebasan kepada para pemimpin bangsa Indonesia. Organisasi-organisasi pergerakan dihapuskan dan diganti dengan organisasi-organisasi buatan Jepang, antara lain : 3A, PUTERA, PETA.
Namun, ternyata penguasaan Jepang atas wilayah Indonesia telah menimbulkan kemelaratan lagi, bahkan penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia melebihi kekejaman Belanda. Sehingga banyak terjadi gerakan-gerakan yang menentang Jepang.
Gerakan-gerakan tersebut berhasil ditindas dengan sangat kejam oleh Jepang. Pendudukan Jepang atas wilayah Indonesia tidak berlangsung lama, tidak lebih dari tiga setengah tahun.
Hal ini karena hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki oleh bom atom yang dijatuhkan oleh pasukan udara Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Masa Indonesia merdeka
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memasuki babak baru, yaitu masa kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
Keberhasilan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya merupakan tercapainya harapan untuk dapat hidup bebas dari segala bentuk penjajahan.
Dengan kemerdekaan itu, bangsa Indonesia mulai menyusun sistem pemerintahan dan membentuk perlengkapan-perlengkapan negara. Namun, di awal kemerdekaannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari rongrongan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Salah satu contoh rongrongan yang datang dari dalam negeri Indonesia adalah: Pemberontakan APRA, Andi Azis dan RMS
Selanjutnya bangsa Indonesia berusaha untuk membangun dan memperbaiki sendi-sendi kehidupan baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Pasang surut stabilitas nasional dirasakan bangsa Indonesia.
Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, Indonesia telah memiliki tujuh presiden, yaitu :
- Ir. Soekarno tahun 1945 – 1966
- Soeharto tahun 1967 – 1998
- B.J. Habibie tahun 1998 – 1999
- Abdurrahman Wahid tahun 1999 – 2001
- Megawati Soekarno Putri 2001 – 2004
- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004 – 2014
- Ir. Joko Widodo 2014 – sampai sekarang masih menjabat
Demikian ulasan panjang Melacak jejak sejarah Indonesia, semoga menjadi catatan sejarah Indonesia tercinta.