Macam budaya politik menurut Gabriel Almond – Konsep budaya politik pada hakikatnya berpusat pada imajinasi yang direfleksikan ke dalam bentuk pikiran dan perasaan manusia yang merupakan konsep dasar manusia dalam bertindak dan berperilaku politik.
Oleh karena itu, dalam rangka menuju kepada arah pembangunan dan modernisasi, dengan adanya faktor keragaman budaya maka kelompok-kelompok masyarakat akan menempuh jalan yang berbeda-beda pula, sesuai dengan karakter dan budaya masing-masing.
Dari pemahaman konsep tentang budaya politik dan hubungannya dengan sistem politik, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut:
Parokial (Parochial Political Culture)
Pada budaya politik ini, tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor kognitif (rendahnya tingkat pendidikan).
Kaula (Subject Political Culture)
Pada budaya politik ini, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya), tetapi masih bersifat pasif.
Baca juga: Syarat parpol yang boleh mengikuti pemilu 2004
Partisipan (Participant Political Culture)
Pada budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi.
Masyarakat Indonesia secara sosial-kultural merupakan masyarakat yang plural, dengan bentuk sistem politik yang unik dibandingkan dengan negara-negara lain.
Menurut Helbert Feith (Australia), Indonesia memiliki dua budaya politik yang dominan, yaitu aristokasi Jawa dan wiraswasta Islam. Clifford Greertz (AS), mengelompokkan masyarakat Indonesia atas tiga kelompok, yaitu santri, abangan dan priyayi.
Hildred Greertz (AS) mengelompokkan masyarakat Indonesia ke dalam sub budaya politik atau bentuk-bentuk sosio-kultural (sociocultural types), yaitu petani pedalaman Jawa dan Bali, masyarakat Islam pantai, dan masyarakat pegunungan.
Baca juga: Penggolongan partai dalam negara modern