Rumitnya Adat Batak Toba di Setiap Acara Besar. Benarkah?

Sejarah Negara Com – Adat Batak Toba menambah kekayaan akan budaya di Indonesia. Batak adalah salah satu suku paling dikenal di Indonesia. Ada banyak peraturan yang dibuat suku ini. Seperti yang akan dituliskan dibawah ini.

Batak Toba, Suku Terkenal di Indonesia

Sebelum melihat aturan-aturan dari suku ini mari kenali lebih dulu apa itu Batak Toba beserta adat Batak Toba itu sendiri.

Bacaan Lainnya

Suku Batak Toba adalah salah satu dari banyaknya rumpun Batak yang ada di Sumatera. Wilayah pemukiman suku ini ada di Kabupaten Toba Samosir, antara lain Laguboti, Balige, Parsoburan, dan daerah sekitarnya.

Dulu Suku Batak ini ada di daerah Tapanuli Tengah dan Utara, hanya sebagai satu kesatuan etnis. Akan tetapi, adanya perbedaan dalam pembagian distrik dan letak geografis maka suku ini terbagi lagi jadi beberapa puak Batak, disebut dengan Rumpun Tapanuli.

Rumpun tersebut berkerabat dekat dari segi kultural dengan Batak Samosir, Toba, Humbang, dan Silindung. Suku Batak Toba juga masih ada hubungan kerabat dengan suku Batak Mandailing dan Angkola.

Salah satu bukti kedekatan antara puak-puan tersebut bisa dilihat dari marga mereka. Kebanyakan penduduk asli dari suku ini punya marga Panggabean, Hutabarat, Hutagalung, Simorangkir, Lumbantobing, juga Hutapea.

Enam buah marga itu merupakan keturunan anak dari Raja Hasibuan yang berasa dari wilayah Toba, namanya Guru Mangaloksa. Lalu ada marga Nasution yang tinggalnya di Padan Sidempuan bersaudara kendung dengan marga Siahaan asal Balige. Asal keduanya adalah dari keturunan dari leluhur yang sama.

Meski ada beberapa yang menyatakan mereka beda. Akan tetapi, jika menilik dari adat istiadat, budaya, bahasa, dan suku-suku Batak yang ada di Tapabuli punya rumpun yang sama. Namun karena terpisah lama jadi terbentuklah komunitas-komunitas yang punya identitas masing-masing. Sekarang jadi Batak Silindung, Humbang, Samosir, dan Toba.

Baca juga: Sistem religi Suku Batak

Adat Batak Toba

Larangan dalam Pernikahan

Adat dari suku ini sangat unik dan istimewa. Akan tetapi upacara pernikahannya termasuk merepotkan dibandingkan upacara pernikahan dari daerah lainnya yang ada di Indonesia.

Banyak aturan yang harus dipatuhi. Jika tidak maka akan diberikan hukuman yang tegas.

Hukuman tersebut misalnya dipasung, dibakar hidup-hidup, diusir dari kampung, dibuang, sampai dicoret dari silsilah keluarga. Peraturan ketat itu berlaku dulu, kini masih ada, tetapi makin ke sini banyak orang yang melanggar.

Di bawah ini adalah beberapa di antaranya, namarpadan, dua punggu saparihotan, pariban na so boi olion, dan marboru namboru/nioli anak ni tulang. Apakah artinya?

1. Namarpadan

Merupakan ikrar janji yang telah ditetapkan beberapa marga. Ada larangan untuk melakukan pernikahan antar beberapa marga. Ada 20 pasangan marga yang tidak boleh saling menikah. Contohnya marga Hutabarat dengan Silaban Sitio, Manulang dan Panjaitan, Sibuea dan Panjaitan, Sitorus dan Hutajulu, Nababan dan Sitorus Pane, Silalahi dan Tampubolon, dan lain sebagainya.

2. Namarito

Ito punya arti bersaudara laki-laki dan perempuan. Untuk mereka yang marganya dinyatakan sama maka dilarang untuk menikah. Contohnya dalam kumpulan Parna atau Parsadaan Parna terdapat 66 marga. Nah, seluruh anggota dari marga tersebut tidak boleh menikah satu sama lain.

3. Dua Punggu Saparihotan

Arti dari hal ini adalah tidak boleh adanya pernikahan antara saudara kakak atau adik ipar laki-laki dengan perempuan. Contohnya seperti ini, lelaki marga Sihombing bernama Reza dan wanita Simbolon bernama Ratna menikah. Lalu saudara laki-lakinya Reza menikah dengan saudara wanitanya Ratna, hal itu tidak boleh terjadi. Kakak beradik tidak boleh punya mertua yang sama.

4. Pariban Na So Boi Olion

Untuk orang Batak ada dua jenis yang berada pada kategori pariban (sepupu) ini. Pertama adalah sepupu kandung hanya boleh menikah dengan satu sepupu saja. Misalnya ada dua orang laki-laki saudara kandung punya empat orang sepupu perempuan yang boleh untuk dinikahi. Namun diantara dua saudara laki-laki itu hanya satu yang boleh menikah dengan siapapun dari empat sepupu perempuannya tersebut.

Kedua adalah sepupu kandung (bisa juga tidak) yang punya marga sama dengan nenek dari pihak ibu kandungnya. Contoh, ibunya ibu Anda (nenek) punya marga Silalahi. Nah perempuan yang punya marga Silalahi tidak boleh menikah satu sama lain. Baik itu keluarga dekat maupun bukan.

5. Marboru Namboru/Nioli Anak Ni Tulang

Larangan berlaku jika ada laki-laki yang menikah anak perempuan dari namboru (saudara perempuan bapak) kandung. Begitu juga sebaliknya, tidak boleh ada pernikahan antara perempuan dengan anak laki-laki dari tulang (paman) kandungnya.

Baca juga: Sistem kemasyarakatan suku Batak

Aturan Tradisi Adat Batak Lain

Selain pernikahan, dalam adat Batak Toba, tradisi untuk menyambut kelahiran dan kematian juga ada aturannya. Seperti apa? Langsung saja kita simak ulasannya di sini.

Kelahiran

Nama untuk acara penyambutan kelahiran bayi adalah mamoholi. Tradisi mamoholi adalah bentuk nyata sebuah kehidupan di masyarakat Batak tradisional yang suka saling tolong menolong.

Jika seorang ibu baru melahirkan dia paling tidak harus istirahat selama 10 hari. Sebelum bisa untuk menyiapkan sendiri makanannya. Juga berbagai kerepotan lain yang harus dilewati. Mereka pasti butuh makanan yang cukup gizinya untuk menjaga ASI tetap lancar.

Nah, untuk memenuhi kebutuhannya, saudara-saudara satu kampung setiap hari secara bergantian menyiapkan makanan untuk si ibu. Seperti nasi, sayuran, daging ayam atau ikan, dan lain-lain.

Bukan hanya makanan yang sudah matang, para keluarga juga membawa bahan makanan yang mentah. Misalnya ayam hidup, beras, ikan hidup, bahkan uang. Paling tidak beberapa bulan kedepan si ibu bisa fokus pada bayinya, tidak perlu khawatir dengan makanan yang dibutuhkan. Setelah dia kuat melakukan tugas sehari-harinya maka usai sudah bantuan dari para keluarga.

Selain itu, kunjungan dari pihak tulang dimaksudkan untuk menyatakan rasa syukur dan sukacita atas kelahiran cucunya. Untuk melakukannya ada sesuatu yang khusus. Mereka baru akan datang beberapa hari sesudah bayi lahir. Mereka datang dalam rombongan yang didalamnya setidaknya terdapat lima keluarga. Masing-masing membawa makanan.

Untuk menyambut serta menghormati mereka, tuan rumah akan mengajak semua keluarga satu kampung untuk ramai-ramai menyantap makanan yang dibawa.

Kematian

Dalam tradisi Batak orang mati pun mendapatkan perlakuan yang khusus. Semuanya terdapat di upacara adat kematian. Acara tersebut diklasifikasikan berdasarkan kepada usia juga status orang yang meninggal itu.

Untuk bayi yang belum lahir maka tidak perlu mendapatkan perlakuan adat. Dia akan dikubur tanpa peti. Untuk yang meninggal ketika bayi, anak-anak, remaja, serta dewasa yang belum menikah punya perlakuan adat yang sama. Mayatnya akan ditutupi satu lembar kain ulos. Ulos untuk menutup mayat yang masih bayi berasal dari orangtuanya.

Untuk anak-anak dan remaja berasal dari tulang atau saudara laki-laki dari ibu yang meninggal tersebut. Upacara akan semakin sarat untuk beberapa tingkatan, antara lain.

  • Untuk yang sudah berumahtangga tapi belum punya anak.
  • Sudah berumah tangga dan punya anak yang masih kecil.
  • Sudah punya anak yang telah dewasa, maupun sudah menikah, tapi belum punya cucu.
  • Sudah punya cucu tapi anaknya masih ada yang belum menikah, serta
  • Sudah punya cucu tapi bisa tidak dari semua anak-anaknya.

Itulah bagaimana adat Batak Toba dalam setiap acara. Terdengar rumit, tapi semua itu pasti ada makna dan alasannya.

Baca juga: Sistem kekerabatan suku Batak

Pos terkait