Estimated reading time: 2 minutes
Pertempuran Okinawa, sebuah nama kode Operasi Iceberg yang terjadi 75 tahun yang lalu, adalah sebuah pertempuran yang terjadi di Kepulauan Ryukyu, Okinawa, Peristiwa ini tercatat sebagai serangan amfibi terbesar pada Perang Pasifik, dalam Perang Dunia II.
Pertempuran ini berlangsung selama 82 hari, mulai 1 April hingga pertengahan Juni 1945. Melalui sebuah kampanye panjang strategi loncat pulau, sedikit demi sedikit sekutu berhasil mendekati kepulauan Jepang.
Sebuah pulau besar milik Jepang bernama Pulau Okinawa berada 340 mi (550 km) dari daratan utama Jepang. Pulau tersebut direncanakan sebagai basis operasi udara untuk rencana invasi ke daratan utama Jepang yang diberi kode Operasi Downfall.
Empat divisi dari Angkatan Darat ke-10 Amerika Serikat (Divisi 7, Divisi 27, Divisi 77, dan Divisi 96), serta dua Divisi Marinir (Divisi 1 dan Divisi 6) bertempur di darat, sementara Divisi Marinir 2 disiapkan sebagai cadangan amfibi dan tidak pernah didaratkan. Invasi ini didukung oleh angkatan laut, pasukan amfibi, dan angkatan udara taktis.
Pertempuran Okinawa juga dikenal sebagai “Typhoon of Steel”, yang berati Topan Baja. Dalam bahasa Jepang, pertempuran ini disebut tetsu no ame yang berati hujan besi, atau kou no kaze yang berarti angin baja.
Berbagai julukan tersebut menggambarkan keganasan pertempuran yang terjadi, intensitas serangan kamikaze dari pihak bertahan Jepang, serta pengerahan secara besar-besaran kapal-kapal dan kendaraan lapis baja ketika Sekutu menyerbu ke Okinawa.
Korban besar tak terbendung akibat Pertempuran Okinawa, yang merupakan korban terbesar dalam Medan Perang Pasifik pada Perang Dunia II.
Kerugian yang diderita Jepang mencapai lebih dari 100.000 tentara tewas, ditangkap, atau bunuh diri. Sementara pihak Sekutu, sebanyak 65.000 tentara Sekutu tewas atau luka.
Selama pertempuran Okinawa berlangsung menewaskan puluhan ribu warga sipil, terluka, dan bahkan ada yang bunuh diri karena depresi. Setelah Sekutu melakukan serangan bom atom kedua Kota Jepang Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pun menyerah tanpa syarat hanya dalam beberapa minggu setelah pertempuran berakhir.
Baca juga: Runtuhnya Kekuasaan Jepang di Indonesia