Hubungan sosial bisa terganggu dan akhirnya dapat menimbulkan keresahan sosial, jika terjadi pemerataan pembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya. Jika hanya masyarakat kota saja yang dapat menikmati penerangan listrik dan failitas pendidikan serta kemajuan teknologi, ekonomi dan industri, maka hubungan sosial masyarakat kota dengan masyarakat pedesaan akan terganggu.
Mungkin para petani tidak akan menjual hasil panennya ke kota atau tidak mau bekerja kasar di kota, atau mungkin memusuhi setiap orang kota yang datang- ke desa-desa. Masyarakat kota mungkin juga bersikap sama, misalnya melarang penduduk pedesaan datang ke kota, tidak mau melayani kebutuhan masyarakat desa dan sebagainya.
Jika hal itu terjadi, pasti akan terjadi keresahan sosial, yang sewaktu-waktu bisa meningkat menjadi kerusuhan sosial. Hal semacam ini akan lebih berbahaya lagi apabila jurang pemisah antara desa dan kota semakin lebar dan dalam.
Apabila rakyat pedesaan yang jumlahnya 80% itu semakin tidak puas karena tidak dapat menikmati hasil-hasil pembangunan, akan digerakkan secara politis oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka meletuslah suatu revolusi sosial yang akan berakibat lebih parah.
Baca juga: Penyebab dan dampak urbanisasi
Demikian pula halnya bila pembangunan ini hanya terpusatkan di Pulau Jawa saja. Pasti hubungan sosial dengan penduduk luar Jawa akan terganggu dan akan menimbulkan keresahan sosial, bahkan bisa meningkat menjadi keresahan politik yang gawat.
Pada masa orde baru Pembangunan Nasional pertama-tama justru diprioritaskan kepada masyarakat pedesan, pada sektor pertanian yang bisa menjangkau sebagian besar penduduk Indonesia.
Dan setelah 4 kali pelita hasilnya ternyata luar biasa, sehingga dapat menekan timbulnya keresahan-keresahan sosial sampai sekecil-kecilnya.