Perang saudara di Romawi – Setelah Perang Phunesia dalam rangka perluasan wilayah Romawi, terjadi pertentangan-pertentangan antar golongan yang akhirnya menjadi perang saudara. Perang ini berlangsung 4 periode dengan berbagai kemelut.
Perang saudara I (88-82 SM)
Perang ini terjadi karena Sull dari golongan optimat melawan Merius dari golongan rakyat. Semua pihak rakyat menang, tetapi akhirnya Sulla dapat menguasai keadaan, sehingga senat memiliki kekuasaan yang besar.
Perang saudara II (949-15 SM)
Perang ini berbentuk “Tiga Serangkai I”, antara Crasus, Pompeyus dan Yulius Caesar. Yulius Caesar bertujuan menentang kekuasaan senat. Dalam perang ini rakyat berpihak pada kepadanya, sehingga mendapat kemenangan.
Dia di angkat sebagai imperator dengan cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil dan menyamakan kedudukan segala lapisan. Untuk mewujudkan cita-citanya, Yulius Caesar melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
- Usaha memperluas wilayah ke negara-negara Eropa Barat dilakukan dengan semboyan Vini, Vidi, Vici yang artinya “Saya datang, saya melihat saya menang”.
- Pada thun 45 SM dia mengadakan penanggalan baru yang disebut Tahun Yulius. Penanggalan ini dimulai 1 Januari 45 SM (1tahun = 364 1/4 hari). Penanggalan in menggunakan perhitungan peredaran matahari.
Namun, lama-kelamaan kebesarannya Yulius Caesar menimbulkan iri hati senat. Sehingga timbul niat untuk membunuhnya. Pada tanggal 15 Maret 44 SM, saat menghadiri undangan rapat senat, dia dibunuh komplotan yang dipimpin oleh Brutus. Yulius Caesar meninggal dengan 23 tikaman di tubuhnya.
Baca juga: Kekaisaran Romawi Kuno
Perang saudara III (45-42 SM)
Terbunuhnya Yulius Caesar mengakibatkan terbentuknya tiga serangkai, yaitu Lepidus, Antonius (teman Yulius Caesar), dan Octavianus (anak angkat dan ahli waris Yulius Caesaar).
“Tiga Serangkai II” ini berhasil menangkap Brutus di balkon dan mengalahkan senat yang ingin berkuasa kembali. Setelah itu, hubungan ketiganya menjadi retak. Mulanya Lepidus disingkirkan, Antonius akhirnya pergi ke Mesir karena terpengaruh oleh Ratu Mesir yang bernama Cleopatra. Octavianus yang saat itu usianya baru 18 tahun berkedudukan di Roma.
Baca juga: Kepercayaan dan kebudayaan Romawi kuno
Perang saudara IV (32-31 SM)
Dalam perang ini Octavianus mendapat dukungan dari rakyat Roma dan seluruh Italia, sehingga berhasil mengalahkan armada Antonius di dekat Kota Aktium. Kekalahan Antonius disebabkan oleh tindakannya sendiri, yaitu meninggalkan angkatan perangnya karena terpengaruh oleh Ratu Cleopatra.
Pada tahun 27 SM, senat mengangkat Octavianus menjadi kepala pemerintahan dan memberi gelar Kaisar Augustus, yang artinya “Yang dipertuan Agung”.
Baca juga: Perang Phunesia perluasan wilayah Romawi