Tersedianya kekayaan akan uang dan emas merupakan salah satu syarat munculnya revolusi industri. Pemerasan yang dilakukan Inggris di negara jajahannya yaitu India telah memberikan sumbangan modal bagi terjadinya revolusi industri. Dengan kemajuan yang dicapai setelah revolusi industri, maka Inggris menjadi negara pertama yang menentang politik ekonomi merkantilisme dan menghendaki perdagangan bebas.
Silahkan baca selengkapnya di Sejarah Revolusi Industri Inggris dan akibatnya
Pada awalnya perdagangan bebas yang diterapkan Inggris ditentang oleh negara-negara Eropa lainnya yang masih menerapkan proteksionisme dalam perdagangan.
Inggris mempelopori penerapan imperialisme modern. Inggris ingin menjadikan tanah jajahan sebagai tempat pemasaran hasil industrinya, tempat untuk mendapatkan bahan mentah, dan tempat untuk menanamkan modalnya di negeri jajahan.
Sebagai hasil dari Revolusi industri, Inggris telah memiliki hasil industri kain-kain tenun yang dapat diperdagangkan di Asia dengan harga yang relatif rendah.
Bagi Inggris, dengan industrinya yang sudah maju, perdagangan lebih menguntungkan daripada pungutan pajak dari tanah jajahan.Oleh karena itu, Inggris beranggapan bahwa daya beli masyarakat negeri jajahan perlu untuk ditingkatkan.
Berkembangnya sistem liberal dan terbukanya Indonesia bagi para pengusaha swasta dan para pemilik modal menyebabkan Indonesia dijadikan tempat berkembangnya berbagai bentuk usaha untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar. Terlebih lagi tujuan dilaksanakannya politik liberal di Indonesia adalah untuk memajukan usaha swasta.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Agraria, maka muncullah perusahaan-perusahaan perkebunan swasta di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca juga: Faktor penyebab timbulnya Revolusi Industri
Undang-undang tersebut telah menarik para pengusaha asing ke Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan perkebunan semakin banyak mengembangkan usahanya di Indonesia, seperti perkebunan tebu di Jawa Timur, bahan r0k0k di Surakarta, perkebunan teh di Jawa Barat, karet di Sumatera Utara dan lain sebagainya.
Perkebunan-perkebunan besar itu memproduksi hasil-hasil perkebunan dalam jumlah yang sangat besar. Untuk mengolah hasil perkebunan tersebut pada pusat-pusat perkebunan didatangkan mesin-mesin industri dan didirikan pabrik-pabrik yang digunakan untuk mengolah hasil-hasil perkebunan menjadi barang yang siap dikonsumsi.
Barang-barang yang siap dikonsumsi itulah yang kemudian dikirim ke Eropa untuk dipasarkan.
Proses industrialisasi pada pusat-pusat perkebunan itu sangat besar manfaatnya dalam kegiatan perekonomian di pemerintah kolonial Belanda di Indonesia maupun bagi bangsa Indonesia.
Dalam kegiatan perindustrian, pada pengusaha perkebunan memperoleh tenaga perkebunan atau tenaga industri dari rakyat dengan sistem bayar upah.
Sedangkan bagi bangsa Indonesia mulai diperkenalkan teknologi maju berupa mesin-mesin industri. Namun dalam pelaksanaan kegiatan akan industri ini, rakyat Indonesia tetap saja menjadi korban. Sistem upah yang diberlakukan para pengusaha kurang sesuai dengan prinsip keadilan.
Upah yang diterima oleh masyarakat jauh dari jangkauan mencukupi. Para pekerja tidak dapat lari dari pekerjaannya meskipun menerima upah yang rendah karena para pekerja akan dikenakan sanksi (poenale sanctie).
Memang kehidupan masyarakat Indonesia semakin menderita akibat berkembangnya perkebunan-perkebunan besar di Indonesia, akan tetapi para pengusaha ataupun pemilik perkebunan itu telah berhasil memperkenalkan teknologi modern kepada rakyat Indonesia.
Teknologi modern itu berupa perangkat-perangkat mesin industri untuk mengolah hasil-hasil perkebunan seperti pabrik gula, pabrik r0k0k, pabrik teh, dan pabrik pabrik minyak.
Selain pembangunan pusat-pusat perkebunan, pusat-pusat perindustrian maupun pusat pertambangan, juga dibangun sarana-sarana perhubungan dari pusat-pusat perkebunan, industri maupun industri pertambangan sampai bandar-bandar maupun pelabuhan-pelabuhan untuk menunjang kelancaran aktivitas ekonomi.
Oleh karena itu, baik di Pulau Jawa maupun Pulau Sumatera dibangun sarana-sarana perhubungan seperti jalan raya, jalan kereta api, jembatan-jembatan, pelabuhan-pelabuhan baru dan sarana perhubungan lainnya.
Untuk pengangkutan hasil-hasil bumi dan industri dari Industri ke Eropa dibangun armada pelayaran yang kuat dan tangguh, sehingga dapat menjaga dan menciptakan keamanan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat pada masa itu.