Suku bangsa Aceh saat ini mendiami daerah Istimewa Aceh yang terdiri dari 23 Kebupaten/Kota. Kabupaten Aceh Tenggara baru lahir pada akhir tahun 1969, sebelumnya masih digabungkan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Berdasarkan sejarah, daerah Aceh mempunyai beberapa nama, antara lain : Lam Muri pada sejarah Melayu oleh Marco Polo disebut Lambri, oleh orang Portugis disebut Akhem dan oleh orang Belanda disebut Akhim.
Kesatuan daerah teritorial terkecil di Aceh disebut Gampong (desa). Setiap gampong rata-rata 50-100 rumah yang berdekatan dan ada yang berderet-deret. Di halaman dan kebun-kebun ditanami berbagai tanaman yang dapat menopang hidupnya.
Rumah-rumah tradisional umumnya dibuat di atas tiang-tiang besar, dengan bentuk yang sama, membujur dari timur ke barat dengan atap rumbia tanpa menggunakan paku.
Menurut kepercayaan suku Aceh, rumah yang tingginya 2-3 meter diatas tanah itu akan memudahkan roh-roh jahat untuk terus masuk ke dalam tanah, sekaligus untuk menghindari binatang buas dan banjir.
Menurut catatan sejarah, jumlah penduduk Aceh pada tahun 1961 yang pria 822.102 orang dan wanita 808.881 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduknya sekitar 2,4 % pertahun, sehingga pada tahun 1968 telah menjadi 1.934.022 orang. Sebagian besar dari mereka mendiami dataran rendah yang subur dan daerah pantai, sehingga daerah pedalaman amat sedikit penduduknya.
Ingin tahu bagaimana masyarakat suku Aceh hidup? Silahkan baca juga artikel : Mata pencaharian Suku Aceh
Atau mungkin anda ingin tahu seberapa luas wilayah Aceh sekarang? Silahkan baca: Peta Aceh Lengkap
Kegiatan dan gotong-royong penduduk desa sangat kuat. Setiap warga punya kewajiban beribadah bersama-sama di masjid, membangun rumah ibadah bersama-sama, dan setiap hari Jumat mereka melakukan bakti masyarakat membersihkan kampung halaman/desanya.