Lingkungan alam Amerika Utara ciptaan manusia – Sewaktu tiba di Amerika Utara, orang menjumpai tanah, vegetasi, logam dan bahan bakar, iklim, saluran, dan medan yang menakjubkan untuk membantunya.
Ternyata mereka telah tiba di salah satu tempat berteduh yang paling kaya. Pemanfaatan lahan oleh manusia itu lambat laun mengubah lingkungan alam itu menjadi lingkungan ciptaan manusia.
Orang Indian dan Eskimo
Nenek moyang orang Indian dan orang Eskimo Amerika mulai mengubah wajah Amerika Utara hanya dengan datang ke sana. Sekitar 30.000 tahun silam mereka bermigrasi dari daerah Siberia timurlaut. Mereka berbekal perkakas primitif dan belum tahu cara memanfaatkan sumber daya yang bakal mereka miliki.
Sebagian dari penduduk pertama ini bermukim di cekung terpencil di lingkungan pegunungan sebelah barat. Mereka terus menjalani kehidupan yang sangat sederhana, hampir tanpa pernah meningkatkan perkakas yang mereka bawa.
Kunjungi Peta Amerika Utara atau di google map
Hal ini mungkin merupakan salah satu sebab mengapa orang Indian Paiute, misalnya, berlindung di cekung gunung dan gurun, tempat mereka menjalani hidup tanpa terusik dan terubah. Di sini mereka berkelana sebagai pengumpul biji-bijian dan buah murbei liar dan sebagai pemburu hewan kecil, misalnya gophers dan kelinci.
Mereka berbekal tongkat untuk menggali akar tanaman suku lenta, dan tombak, sumpit, anak panah, dan busur kecil untuk berburu. Penduduk pertama ini tinggal di naungan sementara yang terbuat dari cabang dan dedaunan yang dirangkai menjadi gubuk.
Mereka membawa sedikit harta karena mereka harus berkelana, membuntuti hewan buruan dari padang rumput musim dingin di cekung ke padang rumput musim panas di perbukitan. Mereka nyaris tidak mengusik lahan dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.
Penduduk yang melakukan kegiatan menangkap ikan lebih berhasil. Mereka tinggal di Alaska dan Arktik Kanada (nenek moyang orang Eksimo) ataupun daerah yang sekarang menjadi Kolumbia Inggris dan negara bagian Washington dan Oregon (nenek moyang orang Indian pesisir Pasifik).
Lingkungan ciptaan manusia di Amerika Utara
Meskipun orang Eskimo zaman dahulu hidup di wilayah yang sangat dingin dan kejam, mereka beruntung karena adanya persediaan ikan dan mamalia pemakan ikan-beruang laut, anjing laut, dan beruang.
Sekalipun mereka harus melawan berbagai kesulitan, mereka biasanya memperoleh banyak pangan dan mampu memakai pakaian tebal dan hangat yang terbuat dari bulu binatang. Rumah es mereka pun nyaman di bagian dalamnya.
Orang Eskimo sangat ahli dalam hal merancang-bangun perkakas yang sangat khas dan tepat-guna, seperti pengebor es, kapak untuk membentuk tulang, jarum dari tulang untuk menisik kulit binatang, kail yang terbuat dari tulang, tombak ikan, dan alat pelempar tombak.
Mereka pun membuat kereta salju yang bagus dari tulang ikan paus atau kayu apung, dan juga kayak. Mantel kulit tebal, celana kulit, dan sepatu bot tinggi, atau mukluk, hasil ciptaan mereka ternyata merupakan sandang yang awet dan sejak dulu telah ditiru oleh mereka yang bekerja di lahan Arktik atau Alpen.
Kerasnya kehidupan orang Eskimo dan perlunya untuk terus-menerus berpindah mengikuti jejak migrasi musiman hewan buruan itu berarti bahwa jumlah mereka tidak pernah bertambah dan mereka tidak pernah membangun desa atau kota yang permanen.
Penghidupan mereka sederhana, biasanya sekedar cukup untuk hidup, bukan cukup untuk hidup dengan layak. Mereka tidak banyak mengubah lingkungan hidup mereka.
Sebaliknya, para nelayan Indian di pesisir Pasifik jauh lebih baik nasibnya dan jauh lebih giat mengolah lahannya. Hidup dari ikan salem yang banyak terdapat di fiord-fiord besar wilayah barat (menu tambahan dengan daging rusa dan daging hewan liar lainnya dari hutan), mereka mempunyai persediaan pangan yang melimpah.
Hal inilah yang mungkin menyebabkan adanya pertambahan penduduk. Untuk menampung warga yang semakin banyak, mereka membangun desa yang terdiri atas rumah besar yang bagus buatannya. Rumah itu dibangun dari kayu gelondongan dan papan, dilengkapi dengan perabot dari kayu, tikar dan wadah dari kulit kayu, seta selimut yang terbuat dari kulit binatang.
Mereka merakit kano dari pohon cemara raksasa. Kano itu dipakai untuk mengangkut orang ke daerah perikanan halibut dan anjing laut di lepas pantai kepulauan itu.
Dengan bekal ketenteraman dan sejumlah kekayaan tertentu, para nelayan mengembangkan kesenian dan musik. Mereka pun terkenal karena tonggak totemnya yang merah ukiran dan warnanya.
Orang Indian pesisir Pasifik membabat hutan, membuat jalan setapak, membangun permukiman permanen, meletakkan landasan bagi banyak kota dan jaringan jalan pantai barat yang modern. Sayang, pengaruh mereka itu hanya terbatas sampai ke pesisir karena adanya pegunungan yang tinggi di belakangnya.
Di seberang pegunungan tinggal penduduk pemburu utama benua itu. Para pemburu di hutan dan prairi amat bergantung kepada hewan buruan sehingga hanya sedikit yang melakukan usaha tani, sedangkan para pemburu dari hutan timur memakai bentuk pertanian primitif sehingga memperoleh makanan yang lebih bergizi dan keamanan yang lebih besar. Mereka cenderung terus maju dan melakukan perubahan terhadap lingkungan mereka.
Para pemburu hutan utara menggantungkan nafkahnya kepada karibu atau rusa buruan dan rusa besar yang amat banyak. Pada umumnya terdapat banyak hewan buruan dan penduduk tidak sampai kekurangan pangan, kecuali di tengah musim dingin.
Dengan jeli para pemburu ini memanfaatkan pohon birch. Mereka membuat kano dari kulit kayu birch dan melapisi tipi-tipi (kemah kerucut dari kulit kayu) mereka dengan kulit kayu itu pula; mereka membuat bejana dari kulit pohon dan menggunakan kulit kayu pohon birch sebagai pengganti kertas untuk tulisan mereka yang masih sederhana itu.
Mereka berkemeja dan bercelana kulit rusa dan memakai sepatu (disebut mokasin) dari kulit rusa. Mereka tidak terlalu mengusik hutan, tetapi mempunyai tempat tertentu yang mereka gunakan berulang-ulang sebagai kam dan mereka menyadari nilai sungai dan jalan setapak di tepinya. Banyak di antara jalur jalan setapak itu yang disusuri oleh orang kulit putih dan diubah menjadi jalan dan terusan.
Para pemburu padang rumput pedalaman lebih berhasil, karena mereka hidup dari kawanan kerbau yang melimpah di Prairi Kanada dan Dataran Besar. Di sini orang Indian Blackfeet (Kaki Hitam), suku Mandan, dan suku dataran lainnya berburu kerbau dalam kelompok besar, mengusik dan menembak hewan yang panik itu dengan anak panah.
Kadang-kadang pemburu ini membunuh ratusan kerbau dengan menakut-nakuti dan menggiring mereka ke tepi-tepi tebing. Lereng Dataran Besar yang sangat terjal itu sangat ideal untuk maksud tersebut. Daging kerbau dikeringkan dan disimpan untuk musim paceklik atau bekal perjalanan jauh. Kulitnya dijadikan tenda, selimut, dan mantel.
Penduduk prairi dan dataran hidup cukup layak, tetapi mereka mempunyai sedikit pemukiman permanen karena mereka harus membuntuti kawanan hewan yang berpindah-pindah itu.
Dengan membakar rerumputan untuk menakut-nakuti kawanan hewan, atau semata-mata untuk memberantas perdu dan melestarikan padang rumput, orang Indian telah berbuat banyak untuk mengubah vegetasi alam bagian dari Amerika Utara yang mereka huni. Merekalah yang mengakibatkan berkurangnya hutan dan perluasan yang cukup besar daerah-daerah berumput.
Para pemburu hutan timur-terdiri atas orang Indian Iroquois di Danau Ontario dan Danau Finger sampai orang Indian Creek dan Cherokee di dataran sebelah selatan-memperoleh sediaan pangan mereka bukan hanya dari memburu rusa, beruang, dan kalkun, melainkan juga dari bertanam jagung, buncis, dan labu di petak-petak kecil dan pohon buah-buahan di kebun kecil.
Jadi, mereka memiliki bahan pangan yang jauh lebih beragam daripada suku Indian lain. Hal ini memberi mereka ketenteraman dan sejumlah kekayaan tertentu. Karena mereka bertanam tanaman budidaya, mereka mempunyai desa permanen.
Beberapa desa ini berkembang menjadi kota kecil, dengan deretan rumah dan dinding kayu-gelondongan runcing untuk perlindungan. Penduduk bertambah. Seni menenun, gerabah, dan pandai logam berkembang pesat. Federasi politik suku diorganisasi menjadi liga yang memberi perlindungan terhadap suku-suku yang bermusuhan dan akhirnya terhadap orang kulit putih. Juga terdapat perdagangan dalam tingkat tertentu.
Orang Indian dari hutan timur baru mendekati kehidupan beradab. Mereka belum memiliki hewan piaraan, bajak atau kendaraan beroda. Metode produksi pangan mereka masih primitif dan boros. Dari waktu ke waktu mereka menghabiskan tanah dan harus selalu pindah ke permukiman yang baru.
Namun, penduduk hutan timur benar-benar membabat cukup banyak kayu, dan desa mereka yang lebih besar itu menjadi permanen. Mereka membuat jalan setapak menembus hutan dan, diatas segalanya, mereka memperkenalkan maize (jagung dalam bahasa Indian) dan tembakau ke daerah tanah rendah Mississippi-Danau-Danau Besar dan dataran pesisir.
Para petani dan pemukim kota Meksiko dan Guatemalalah yang membuat langkah besar menuju tata kehidupan yang menetap dan beradab. Hal itu terjadi di kalangan orang Indian Pueblo dari daerah yang sekarang adalah Meksiko Baru dan di kalangan orang Indian yang lebih maju lagi, yaitu Maya, Toltec, dan Aztec di Meksiko.
Keberhasilan para penghuni pueblo terletak pada irigasi. Dengan memanfaatkan arus yang telah menebarkan kipas-kipas kecil yang diairi dengan baik di mulut ngarai sebelah barat, kemudian menyalurkan airnya ke ladang jagung dan labu sehingga mereka dapat memperoleh persediaan pangan yang teratur.
Mereka tidak harus bergantung kepada perburuan yang berbahaya dan musiman itu. Jadi, mereka dapat membangun permukiman tetap dan mencurahkan banyak waktu untuk agama dan kesenian.
Di Lembah Meksiko, di ujung selatan dataran tinggi Meksiko, beberapa peradaban berkembang. Yang tertua mekar kira-kira 4.000 tahun silam. Masyarakat kuno Meksiko ini mula-mula menemukan cara membudidayakan jagung, salah satu dari berkah pertanian kepada umat manusia.
Kemudian mereka menjadi penenun dan pengrajin gerabah yang baik dan membangun kota permanen dengan candi-candinya. Namun, sebagian besar permukiman mereka lenyap dari pandangan kita karena terkubur aliran lava.
Kira-kira pada abad ke-3 penduduk pertama dataran tinggi Meksiko itu lebih dari hanya sekedar ditandingi dalam hal kemajuannya oleh orang Maya, yang mengembangkan peradaban mereka terutama di hutan Guatemala. Mereka membuka hutan untuk ladang jagung, kentang, labu, dan tomat.
Pertanian yang kaya ini mendukung kota besar dengan banyak candi. Kemudian, antara tahun 500-700 Masehi, pusat peradaban Maya itu bergeser ke Semenanjung Yucatan. Di sini ‘pun, orang Maya membuka hutan untuk ladang.
Kekuasaan Maya menyurut setelah abad ke-10 dan digantikan oleh peradaban Toltec. Peradaban Toltec memiliki banyak candi yang dihias dengan tiang-tiang yang megah dan ular berjambul.
Akhirnya, orang Aztec menjadi masyarakat yang dominan di Meksiko. Ibu kota mereka, Tenochtitlan, sekarang Kota Meksiko, didirikan pada tahun 1325.
Meskipun mereka berpikiran maju dalam banyak hal, orang Aztec menghabiskan sebagian besar kekayaan mereka untuk candi. Mereka tidak mengembangkan penemuan baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran orang kebanyakan.
Jadi, ketrampilan mereka dalam menggarap logam digunakan untuk membuat hiasan emas dan perak bagi para bangsawan dan pendeta agung. Mereka tidak menggunakan besi, seperti orang Eropa, untuk menghasilkan barang besi yang diperlukan di dapur dan bengkel serta bajak dan gerobak yang sangat membantu meningkatkan taraf hidup di Eropa pada zaman yang kira-kira sama itu.
Orang Aztec merombak lingkungan di sekitar mereka dengan mengganti hutan dan padang rumput dengan ladang garapan. Namun, mereka tidak melimpahkan berkah kebudayaannya ke seluruh Meksiko.
Mereka tidak gandrung terhadap penjelajahan,-gairah terhadap ilmu pengetahuan dan penemuan baru, atau kekuatan untuk mengorganisasi perdagangan dan memanfaatkan perolehan mereka semaksimal mungkin, maka, ketika para penakluk Spanyol tiba di Meksiko pada abad ke-16, kemaharajaan Aztec jatuh.