Gunung Sinabung yang dalam bahasa Karo disebut Deleng Sinabung adalah gunung berapi di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Dua gunung berdampingan yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dengan ketinggian 2.460 meter, puncak tertinggi ke-2 di provinsi Sumut
Sejak tahun 1600 Gunung Sinabung tak ada catatan bahwa gunung tersebut meletus, namun pada tanggal 27 Agustus 2010 Sinabung menampakkan kekuatannya.
Catatan letusan Gunung Sinabung
Sejak tahun 2010, Gunung Sinabung mulai mencatat letusannya terus menerus hingga saat ini kembali meletus pada tanggal 2 Maret 2021. Berikut rentetan catatan letusan Sinabung:
1. Agustus 2010
Tanggal 27 Agustus 2010, gunung Sinabung abu vulkanik, tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB mengeluarkan lava.
Status Sinabung menjadi Awas! Sebanyak 12.000 warga disekitar gunung dievakuasi yang ditampung di delapan lokasi. Arah abu Gunung Sinabung meluncur dari barat daya menuju timur laut. Sebagian Kota Medan diselimuti abu Sinabung. Namun, Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara.
Korban meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.
2. September 2010
September 2013, kembali Gunung Sinabung meletus, hingga 18 September 2013, tercatat telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama tanggal 15 September 2013 dini hari, dan sore harinya kembali meletus.
Tanggal 17 September 2013, kembali terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Berbeda dengan sebelumnya, letusan ini tidak membawa tanda-tanda adanya peningkatan aktivitas, sehingga tidak ada peringatan dini dari pemerintah setempat. Kawasan Sibolangit dan Berastagi diliputi hujan abu. Meski demikian tidak ada laporan korban jiwa, meskipun akhirnya ribuan warga mengungsi.
Peristiwa letusan ini menjadikan Gunung Sinabung dinaikkan ke Level III menjadi Siaga. Karena aktivitas gunung stabil selama beberapa hari, tanggal 29 September 2013 status kembali diturunkan menjadi Level II, Waspada. Namun ternyata, aktivitas Sinabung tidak berhenti.
Awal November 2010, Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas dengan beberapa kali letusan yang terus menguat. Maka tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status Sinabung kembali dinaikkan kembali menjadi Siaga. Kembali warga diungsikan ke wilayah sekitar yang berjarak sekitar 5 km.
Letusan terus berlanjut yang disertai luapan awan panas hingga setinggi 1,5 km. Pada 20 November 2013 Sinabung meletus sebanyak enam kali sejak dini hari. Empat kali letusan terjadi pada t23 November 2013 semenjak sore. Hari berikutnya meletus sebanyak 5 kali.
Akibat letusan beruntun tersebut, maka terbentuklah kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung Sinabung. Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terdampak hujan abu vulkanik.
Tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung menjadi Level IV (Awas). Seluruh penduduk dari 21 desa harus dievakuasi.
Status Awas terus bertahan hingga memasuki awal tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas terus saja terjadi hingga 3 Januari 2014. Pada tanggal 4 Januari 2014 terjadi gempa, letusan, dan luncuran awan panas secara kontinyu hingga hari berikutnya. Maka mau tak mau menambah warga untuk mengungsi, hingga lebih dari 20 ribu orang.
Kondisi stagnan, minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung terlihat mulai stabil dan semua pengungsi yang berasal dari luar radius bahaya (5 km) direncanakan dapat dipulangkan.
Tetapi disayangkan, sehari kemudian dilaporkan 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya I.
3. Letusan 2016
Gunung Sinabung kembali meletus pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 16:48 WIB, dengan memuntahkan awan panas guguran setinggi 4.5 kilometer. Awan panas menyelimuti Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
Akibatnya dilaporkan tercatat 7 orang meninggal dunia, dan 2 lainnya mengalami luka bakar. Para korban diketahui tengah berada di zona merah di kawasan Desa Gamber yang beradius 4 Km dari Sinabung. Hingga tanggal 22 Mei 2016, tercatat terjadi 4 kali letusan. Petugas pos gunung Sinabung mengatakan bahwa luncuran awan panas akibat erupsi pertama kali terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.
4. Letusan 2018
Tahun 2018 tepatnya tanggal 19 Februari pukul 08:53 WIB, Gunung Sinabung kembali meletus dengan memuntahkan abu dan awan panas. Namun pada letusan kali ini tidak ada korban jiwa.
Pada tanggal 6 April 2018 pukul 17:30 WIB, terjadinya gempa dan Sinabung memuntahkan awan panas di area gunung, namun juga tak ada korban jiwa.
5. Letusan 2019
Tahun 2019 Gunung Sinabung kembali meletus, tepatnya pada tanggal 9 pukul 16.28 WIB. Letusan kali ini membentuk kolom abu setinggi 7 kilometer ke langit berwarna hitam dengan intensitas tebal yang bergerak ke arah selatan. Tidak itu saja, letusan tahun 2019 ini membawa awan panas yang disertai suara gemuruh ke arah tenggara 3,5 km dan selatan 3 km. Status Gunung Sinabung berada di Level III (siaga).
6. Letusan 2020
Tahun 2020 tanggal 10 Agustus, Gunung Sinabung kembali meletus sebanyak dua kali, tercatat pada pukul 10:16 WIB dengan kolom abu setinggi 5 kilometer dan pada pukul 11:17 WIB dengan kolom abu setinggi 2 kilometer dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara.
Tanggal 2 November 2020 pukul 23:58 WIB, Sinabung kembali meletus dengan kolom abu setinggi 1.5 kilometer yang bergerak ke arah timur. Tiga kecamatan, yaitu Berastagi, Merdeka, dan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo terdampak namun tidak ada korban jiwa maupun rumah penduduk yang rusak karenanya.
7. Letusan 2021
Disaat masa pandemi Covid-19, tanggal 3 Januari 2021 pukul 09:34 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan kolom abu setinggi 500 meter. Data dari PVMBG mengatakan kolom abu tersebut ke arah barat laut. Semua warga dan wisatawan yang berada di radius 3 hingga 5 kilometer gunung diminta untuk tidak melakukan aktivitas luar ruangan.
Ternyata bulan berikutnya tepatnya pada hari Selasa pagi tanggal 2 Maret 2021 Gunung Sinabung kembali memuntahkan awan panas guguran. Awan panas tersebut meluncur berjarak sekitar 4.500 meter ke arah timur tenggara. Kolom abu vulkanik mencapai 5.000 meter. Peristiwa ini diketahui terjadi sekitar pukul 07.15 WIB, namun aktivitas ini dilaporkan sudah berhenti. Awan panas guguran terakhir terpantau sekitar pukul 08.36 WIB.
Potensi Bahaya
Hingga berita ini diterbitkan aktivitas Gunung Sinabung telah menurun, namun tentunya masih terdapat sejumlah potensi bahaya yang harus tetap diwaspadai masyarakat di sekitar gunung.
Kemungkinkan kembali terjadi erupsi eksplosif, guguran awan panas, batuan, maupun lava pijar masih ada kemungkinan terjadi. Ancaman bahaya tersebut meliputi sektor selatan, timur hingga tenggara dalam radius 4 – 5 km.
Sedangkan sebaran material abu bisa tersebar lebih jauh, hal ini tergantung arah dan kecepatan angin. Diperkirakan lahar akan mengalir ke lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung, terutama jika terjadi curah hujan yang tinggi.
Antisipasi
Karena kondisi Gunung Sinabung yang demikian, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka pihak PVMBG merekomendasikan beberapa hal, yaitu:
- Baik masyarakat maupun para wisatawan dilarang beraktivitas di wilayah dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung, 4 km di sektor timur-utara, 5 km untuk sektor selatan-timur.
- Jika terjadi hujan abu, saat keluar rumah warga masyarakat dihimbau untuk mengenakan masker untuk mengurangi dampak gangguan kesehatan seperti sesak nafas yang bisa saja terjadi.
- Masyarakat dihimbau untuk mengamankan sarana air bersih, seperti sumur, dan membersihkan atap rumah. Karena jika abu terus turun maka akan semakin tebal, hal ini bisa memicu terjadinya bangunan roboh.
- Bagi masyarakat di sepanjang sungai yang berhulu di Sinabung dihimbau agar selalu waspada akan kemungkinan adanya aliran lahar mendadak.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga semua saudara kita di sekitar Gunung Sinabung selalu dalam lindungan-Nya. Amin.