Sejarah Negara Com – Untuk mengetahui definisi etika komunikasi politik, maka kita harus memahami terlebih dulu makna kelompok kata penyusunnya, yakni etika dan komunikasi politik.
Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ethikos, yang bermakna muncul dari kebiasaan. Menurut Bertens, etika adalah norma atau nilai yang dijadikan pegangan seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah lakunya.
Etika termasuk cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari standar penilaian moral. Pemba-hasan etika mencakup penerapan konsep dan analisa mengenai tanggung jawab, benar-salah, serta baik-buruk.
Secara umum, etika dikelompokkan menjadi dua bagian, etika umum dan etika khusus. Etika umum membahas bagaimana manusia bertindak dan mengambil keputusan secara etis, prinsip dasar seseorang atau kelompok dalam berperilaku, serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu perilaku.
Adapun etika khusus merupakan aplikasi dari prinsip dasar moral dalam kehidupan khusus. Salah satu contohnya adalah bagaimana seseorang menilai perilakunya sendiri atau orang lain dalam kegiatan yang sedang dilakukan.
Etika khusus dikelompokkan lagi menjadi menjadi dua, etika individu dan etika sosial. Etika individu mencakup sikap dan kewajiban seseorang terhadap dirinya sendiri. Sedangkan etika sosial membahas sikap dan kewajiban seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Cakupan etika sosial antara lain meliputi etika ideologi, politik, profesi, keluarga, lingkungan, dan sikap terhadap sesama. Dengan mempelajari dan mengetahui definisi etika, ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Antara lain sebagai berikut:
- Menunjukkan sesuatu yang boleh dirubah atau yang tidak boleh dirubah
- Membantu mengambil sikap ketika dihadapkan pada beragam perbedaan sikap dan pandangan hidup
- Membantu dalam menentukan pendapat
- Sebagai mediator semua nilai-nilai
Baca juga: Perlunya Menegakkan Etika Kesehatan
Definisi Komunikasi Politik
Setelah kita memahami definisi etika, maka sekarang kita akan mencoba mengurai pengertian komunikasi politik. Yang dimaksud komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan para pelaku politik dan pesan-pesan politik atau yang berhubungan dengan kebijakan serta kekuasaan pemerintah.
Sedangkan komunikasi sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni communicatus yang mengandung makna proses penyampaian suatu pendapat atau pernyataan dari seseorang kepada orang lain.
Dengan demikian, komunikasi merupakan suatu hubungan yang melibatkan individu, kelompok, serta masyarakat. Menurut Lasswell, komunikasi terdiri dari lima aspek berikut:
- Pesan (apa yang dikatakan)
- Komunikator (subyek yang mengatakan)
- Media (sarana penyampai pesan)
- Komunikan (audien penerima pesan)
- Efek yang ditimbulkan
Baca juga: Menakar Etika Kehumasan
Proses Komunikasi
Proses komunikasi dibedakan menjadi dua, secara primer dan secara sekunder. Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pendapat atau perasaan dengan media verbal (bahasa) maupun non verbal (isyarat, warna, gambar).
Adapun proses komunikasi secara sekunder merupakan proses komunikasi dengan menggunakan media sekunder seperti surat kabar, majalah, telepon, radio, surat, dan media massa cetak maupun elektrik lainnya.
Sebuah proses komunikasi akan berlangsung efektif jika komunikator mampu menyampaikan pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti serta cara-cara yang tepat sesuai dengan karakter komunikan. Komunikasi memiliki sejumlah fungsi penting berikut ini.
A. Sarana menjalin komunikasi sosial
1. Pembentukan konsep diri
Konsep diri merupakan pandangan tentang diri kita. Hal ini bisa kita peroleh dari menjalin komunikasi dengan orang lain. Orang-orang di sekitar kita memiliki kontribusi penting dalam hal ini.
Dengan menjalin komunikasi dengan mereka, maka kita bisa mengenal lebih dekat diri kita dan merasakan diri kita sebagaimana yang mereka rasakan tentang diri kita.
2. Untuk menunjukkan eksistensi diri
Komunikasi yang dilakukan seseorang berfungsi untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Salah satu contohnya adalah penanya dalam sebuah forum.
Kendati moderator sudah memperingatkan agar penanya mengajukan pertanyaan secara ringkas dan jelas, namun si penanya biasanya bicara panjang lebar dan tidak langsung fokus ke pertanyaan yang diajukan.
3. Menjaga kelangsungan hidup
Agar bisa bertahan hidup, manusia membutuhkan makan dan minum. Untuk memenuhi ke-butuhan tersebut, manusia perlu menjalin komunikasi dengan orang lain. Sebagaimana pula dengan kebutuhan akan rasa aman, bahagia, dan kesenangan.
Kebutuhan tersebut akan terpenuhi jika manu-sia menjalin hubungan dengan orang lain. Demikianlah, komunikasi sangat dibutuhkan untuk men-jamin kelangsungan hidup manusia.
B. Sarana Mengekspresikan Diri
Komunikasi menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan kita, antara lain seperti rasa bahagia, kecewa, marah, sedih, atau duka. Perasaan tersebut dapat diungkapkan dengan komunikasi verbal maupun non verbal.
C. Sarana Melestarikan Ritual
Di dalam masyarakat terdapat sejumlah tradisi atau ritual perayaan seperti pernikahan, sunatan, dan ulang tahun. Berpartisipasi dalam ritual ini merupakan bentuk komunikasi untuk mem-pertahankan kelestarian ritual tersebut di tengah masyarakat
D. Sebagai Instrumen
Komunikasi sebenarnya merupakan instrumen untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompok, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dari definisi tersebut, sejatinya komunikasi politik bukanlah hal baru.
Komunikasi politik dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, saat pemerintah berencana menaikkan harga BBM, maka berbagai respon mengalir dari masyarakat. Inilah salah satu bentuk komunikasi politik yang terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, komunikasi politik terjadi di setiap lingkungan sosial.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa etika komunikasi politik sebenarnya merupakan nilai-nilai atau norma yang digunakan dalam proses komunikasi politik. Yakni proses penyampaian pendapat atau aspirasi yang berkaitan dengan kebijakan politik penguasa.
Baca juga: Etika Jurnalistik dalam Peliputan Berita
Etika Komunikasi Politik Para Elit Penguasa
Bagaimana dengan etika dari komunikasi politik para elit penguasa di negeri ini? Mari kita simak beberapa contoh aplikasi dari etika kumunikasi politik yang dilakukan oleh beberapa pejabat berikut ini.
1. Kampanye Pilkada Jakarta
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pilkada DKI Jakarta menilai pernyataan salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat mengunjungi korban kebakaran di Karet Tengsin Jakarta Pusat sangat menyindir Joko Widodo.
Menurut Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah, pernyataan yang bernada sumir kepada masyarakat seba-gaimana yang disampaikan Fauzi Bowo tersebut termasuk pelanggaran etika.
2. Gaya Berpolitik Ketua DPR RI Marzuki Ali.
Pernyataan Marzuki Ali sering kali dinilai mendatangkan polemik. Sebagai contoh, pada 26 Oktober 2009 ia dengan tegas mendukung sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan gaji para menteri.
Namun tak lama kemudian, yakni sekitar tiga hari kemudian ia membantah pernyataannya. Tak hanya itu saja, pada 28 Oktober 2009, ia pun membatalkan rapat kerja dua menteri, yakni antara Komisi VIII dengan Menteri Agama dan antara Komisi IX dengan Menteri Kesehatan.
Sikap kontroversi yang ditunjukkan Marzuki Ali tidak berhenti sampai di sini saja. Pada 21 Januari 2010, ia menghadiri rapat pimpinan lembaga tinggi negara tanpa didampingi pimpinan DPR yang lain. Begitu pun yang ia lakukan pada 2 Maret 2010, ia secara sepihak menghentikan Sidang Paripurna yang membahas angket kasus Century.
Tidak mengherankan, Marzuki Ali sering mendapatkan kecaman berbagai pihak. Ia dinilai telah melangar etika. Berbagai kecaman mengalir deras di media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Demikianlah, sepenggal gambaran etika politik penguasa negeri ini. Semoga ke depan, para elit penguasa yang lain bisa lebih menjaga dan memperbaiki etikanya serta mampu memberikan keteladan bagi masyarakat yang dipimpinnya.